Sarapan Sehat untuk Anak Indonesia Belum Terpenuhi

Gizi sarapan anak Indonesia masih dikatakan kurang dari semestinya. Ada pun datanya seperti ini.

oleh Aretyo Jevon Perdana diperbarui 14 Feb 2018, 12:30 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2018, 12:30 WIB
Sarapan Sehat
Ajakan Sarapan Sehat dari Energen Ini untuk Menangani Gizi Kurang di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Anggota Ikatan Dokter Indonesia, Dr Ulul Albab SpOG, mengatakan, belum semua anak Indonesia mendapatkan sarapan sehat. Dia menyayangkan karena kadar sarapan yang baik dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi anak di sekolah. 

Hal ini Ulul sampaikan pada konferensi pers memperingati Pekan Sarapan Nasional 2018 yang diadakan Energen bersama dengan Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan) dan IDI guna mengajak anak-anak Indonesia melakukan sarapan sehat. 

Ajakan ini sebagai bentuk meindaklanjuti data dari Pergizi Pangan yang menyebutkan bahwa sebanyak 66 persen anak Indonesia sarapan dengan gizi kurang, dan sebanyak 76 persen anak belum mempunyai nilai mutu gizi pangan (MGP)

"Sarapan idealnya 10-15 persen dari kebutuhan gizi harian, dan ini harus terpenuhi," kata Ulul pada Rabu (14/2/2018).

Dalam kesempatan itu, Ketua Pergizi Pangan Indonesia, Prof dr Ir Hardinsyah MS mengatakan bahwa sarapan bukan sekadar makan pagi, tapi harus diperhatikan juga kualitas makanan itu. 

Sarapan sehat, kata Prof Hardinsyah adalah makan dan minum di pagi hari dengan gizi seimbang.

"Jadi, kadar karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral harus seimbang, agar manfaat sarapan dapat dirasakan," ujar Hardinsyah.

 

Sarapan Sebelum Pukul 09.00

Sarapan Sehat
Sarapan untuk Anak Tidak Boleh Asal. Semua Sumber Makanan Harus Ada Saat Sarapan

Hardinsyah juga menyarankan semua anak Indonesia untuk sarapan dengan gizi seimbang sebelum jam 9 pagi.

"Ini terkait dengan healthy lifestyle orang Indonesia, agar terpola dengan baik," kata  Hardinsyah menekankan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya