Tips Sederhana Ini Bangun Mental Anak yang Punya Daya Juang

Tidak usah menggunakan cara-cara militer, tips sederhana ini juga cukup membuat anak memiliki mental yang punya daya juang

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 09 Mei 2018, 18:15 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2018, 18:15 WIB
Orangtua dan anak (iStockphoto)
Mendidik anak bukan berarti orangtua harus membangun citra diri yang ditakuti (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Untuk meningkatkan daya juang, membentuk mental, serta karakter yang kuat pada anak, penggunaan hukuman bagi mereka saat ini sudah tidak lagi tepat. Hal ini ditegaskan oleh praktisi 'Mindful Parenting' Melly Kiong.

"Tidak bisa disamakan dulu dengan sekarang. Dulu komunikasi sangat satu arah. Sekarang komunikasi dua arah. Dua arah pun tetap kita budaya timur. Anak harus menghargai orangtua itu harus dipertahankan," kata Melly ketika ditemui Health Liputan6.com seusai acara konferensi pers "Ayo Menulis Bersama SiDU" di Jakarta. Ditulis Rabu (9/5/2018).

Namun, untuk membuat hubungan dengan anak bukan berarti orangtua harus membangun citra diri yang ditakuti. Di sisi lain, anak juga tidak harus setara dengan orangtua.

"Mendidik itu tidak harus selalu keras. Ketika saya ingin anak punya daya juang, bukan berarti harus saya harus kerasin dia," ujar Melly.

"Ketika saya mau dia punya daya juang, saya coba bikin satu stimulasi sederhana. Misalnya dia dapat lima stiker baru dia bisa beli mainan," ujar pendiri komunitas Menata Keluarga tersebut memberi contoh.

"Ini yang coba saya sosialisasikan. Apakah anak-anak saya punya daya juang, saya rasa punya. Karena apa? Karena kita stimulasikan dengan cara yang lebih kreatif," tambah Melly.

Simak juga video menarik berikut ini:

 

Konsekuensi Lebih Tepat Daripada Hukuman

Hati-Hati Ketika Mendisiplinkan Anak agar Tak Berefek Negatif
Setiap orangtua ingin anaknya disiplin dan sukses di masa depan. Namun hati-hati jangan sampai Anda menempuh cara yang salah. (Istockphoto)

Melly kurang menyukai istilah "hukuman" atau punishment dalam mendidik anak. Menurutnya, ungkapan yang lebih tepat adalah "konsekuensi".

"Misalnya seperti tadi. Kalau dia melakukan tugasnya dengan baik dia dapat satu stiker. Kalau dia tidak melakukan dia tidak dapat stiker. Ketika dia dapat lima stiker berarti dia boleh beli mainan, tapi ketika dia tidak mendapatkan stiker, konsekuensinya dia tidak beli mainan," kata Melly.

Menurut Melly, hal itu sesungguhnya memberikan pelajaran pada anak secara tidak langsung, agar memiliki daya juang.

"Jadi dengan cara seperti itu, saya akan memberikan anak-anak sebuah edukasi bahwa perjuangan itu sangat penting. Mental juang itu penting," kata penulis buku Guru-Guru Kecil Melly Kiong itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya