Dikritik Deddy Corbuzier, Tayangan Alay Pengaruhi Kesehatan Mental dan Otak Anak?

Tayangan televisi yang tidak mendidik ternyata juga berpengaruh pada kesehatan mental dan otak anak.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 15 Mar 2018, 07:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2018, 07:00 WIB
Ilustrasi anak-anak menonton televisi
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Deddy Corbuzier, presenter yang juga mantan mentalis, mengkritik banyaknya tayangan alay dan tidak mendidik di Indonesia. Menurut dia, tayangan-tayangan semacam itu akan berdampak buruk bagi penontonnya, terutama anak-anak. 

Selaras dengan kritik Deddy Corbuzier, psikolog anak yang juga praktisi terapi Bach Flower Remedies Alva Paramitha mengatakan, tayangan tersebut berdampak negatif pada anak. 

Menurut Alva, tayangan-tayangan penuh gimmick, drama berlebihan, dan candaan yang kelewatan bisa berpengaruh pada sifat dan kesehatan mental anak.

"Tayangan apa pun yang mempertontonkan sikap hidup, gaya hidup yang dibuat-buat, atau terlalu drama pasti akan memberikan masukan cara berpikir bagi orang yang menonton," kata Alva ketika dihubungi Health-Liputan6.com pada Rabu (14/3/2018).

Selain perilaku, tayangan semacam itu diakui dapat merusak otak anak.

"Ada fungsi eksekutif atau penyelesaian masalah di bagian otak kita. Bayangkan bagaimana otak bekerja, apabila distimulasi dengan tontonan yang tidak baik," kata Alva.

Alva sendiri mendukung agar orangtua harus menyeleksi tontonan yang dilihat anak dan remaja. "Mengingat banyaknya tayangan televisi yang sebetulnya tidak memberikan nilai edukasi sama sekali untuk anak," ucapnya.

 

Simak juga video menarik berikut ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Peran Masyarakat dan Lembaga Penyiaran

Evaluasi Kinerja Operasional Tahunan Lembaga Penyiaran Swasta
Suasana saat perwakilan dari PT. Surya Citra Televisi hadir dalam rapat evaluasi kinerja operasional tahunan lembaga penyiaran swasta di Gedung KPI Pusat, Jakarta, Selasa (9/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut Alva, remaja dan anak belum bisa mencerna apa yang mereka tonton dengan baik. Di sinilah peran orangtua dibutuhkan.

"Filter utama harusnya di orangtua. Jadi akan sulit kalau orangtua ikut menonton dan menikmatinya," ucap salah satu dari sepuluh praktisi Bach Flower bersertifikat di Indonesia ini.

Untuk saat ini, Alva hanya bisa menyarankan agar masyarakat terus memberi masukan kepada lembaga penyiaran agar bisa mengontrol tayangan televisi. Salah satu cara yang mungkin dilakukan dengan menyeleksi jam tayang. Ini karena banyak tayangan televisi, yang hanya mengejar rating semata.

Namun tetap saja, untuk menghindari anak dari tontonan tidak mendidik, orangtua memiliki peran yang paling besar.

 


Deddy Corbuzier, KPI, dan Tayangan Tidak Mendidik

[Bintang] Deddy Corbuzier
Deddy Corbuzier. (Instagram/ @mastercorbuzier)

Sebelumnya, Deddy Corbuzier diundang oleh Komisi Penyiaran Indonesia untuk menanggapi tayangan yang tidak mendidik di Indonesia.

"Harus diakui bahwa acara televisi kita, hampir 90 persen tidak mendidik," katanya dalam video yang diunggah di akunnya, di sebuah situs berbagi video.

"Sampai kapan kita mau membuat anak-anak kita, masa depan kita, bangsa kita, menjadi bodoh dan semakin bodoh sampai kapan pun," ujar Deddy saat itu.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya