Lebih dari Delapan Miliar Plastik Jadi Sampah

Para peneliti memperkirakan pada setiap kilometer persegi permukaan air ada sekitar 18.000 partikel plastik

diperbarui 19 Jul 2018, 20:00 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2018, 20:00 WIB
Tak hanya di Indonesia, penumpukan sampah plastik juga terjadi di beberapa negara di dunia.
(Sumber National Geographic via Brilio.net)

 

Jakarta Sejak lebih dari 10 tahun, para peneliti mencoba untuk mengungkap masalah pengotoran laut berdasarkan burung laut yang mati. Rata-rata ditemukan 31 partikel plastik di lambung bangkai hewan yang biasanya terdampar di pesisir pantai. Dari data ini para peneliti memperkirakan pada setiap kilometer persegi permukaan air ada sekitar 18.000 partikel plastik. Kadang ukurannya sangat kecil, kadang sebagai kantong plastik utuh.

Banyak plastik yang baru terurai setelah 450 tahun, kata Benjamin Bongardt pakar sampah dari ikatan perlindungan alam Jerman (NABU). Sebagian besar pengotoran berasal dari plastik yang diproduksi abad ini.

"80 persen plastik datang dari darat dan tidak dari laut. Artinya, plastik tidak dibuang dari kapal, melainkan dari turis, penduduk yang dibawa sungai dan angin ke lautan,"kata Benjamin. Khususnya plastik yang tipis dan ringan dan setelah dipakai sekali langsung dibuang, mudah terbang dari lokasi pembuangan sampah.

Komisi Eropa di Brüssel kini memutuskan untuk mendesak negara anggota mengurangi secara drastis penggunaan kantong plastik. 100 miliar kantong plastik digunakan di Uni Eropa setiap tahun. Komisaris urusan lingkungan Janez Potocnik: "Lebih dari delapan miliar plastik menjadi sampah dan menimbulkan masalah lingkungan luar biasa, khususnya hewan yang menelan partikelnya."

 

Empat Kantong Plastik di Finlandia, 450 di Slowakia

 

Namun masalah kantong plastik tidak sama bagi setiap negara. Denmark dan Finlandia hanya membutuhkan empat kantong plastik per orang setiap tahunnya. Sementara Polandia, Portugal dan Slowakia perlu lebih dari 450 kantong. Di Jerman per orangnya menggunakan 70 kantong plastik. "Beberapa negara anggota telah sukses mengurangi jumlah kantong plastik", ujar Potocnik. "Jika negara lain mengikutinya, maka konsumsi di Uni Eropa bisa berkurang 80 persen."

Usulan komisaris lingkungan Uni Eropa harus diterima terlebih dahulu oleh Parlemen Eropa dan dewan menteri Uni Eropa yang diwakili pemerintahan negara anggota. Beberapa diantaranya bisa mengajukan keberatan. Negara dengan industri plastik yang kuat seperti Perancis dan Jerman akan berusaha mengurangi tuntutan Uni Eropa.

Benjamin Bongart dari NABU mendukung usulan komisaris Uni Eropa. Ia merujuk pada langkah yang diambil oleh Irlandia. Negara ini setiap tahunnya menaikkan pajak penggunaan kantong plastik. Saat ini setiap kantong plastik pajaknya 22 sen: "Dampaknya, jumlah penggunaan kantong plastik berkurang hingga 90 persen dan kini setiap penduduk di Irlandia per tahunnya hanya menggunakan 18 kantong plastik."

 

Semakin Kaya, Semakin Banyak Plastik

 

Pakar masalah sambah dari NABU ini menganggap Uni Eropa sebagai motor perlindungan lautan di seluruh dunia. Karena ini bukan hanya masalah di Eropa. Khususnya di negara ambang industri yang semakin maju juga semakin banyak menggunakan produk plastik.

Jika dibandingkan dengan negara-negara tersebut, masalah di Eropa tidak separah itu. Bongardt menambahkan, "Tentu Uni Eropa tidak bisa menyelesaikan masalah di seluruh dunia. Tapi setidaknya kita bisa memberikan contoh baik dan mengatakan kita di negara industri berupaya mengurangi plastik. Dan mungkin saja ini bisa diikuti oleh beberapa negara ambang industri."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya