Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda yang pernah ikut "The Color Run", lari dengan dihujani bubuk warna-warni tentu menyenangkan. Tak hanya pakaian saja, sekujur tubuh juga ikut berwarna-warni.
Advertisement
Baca Juga
Melansir laman Drug Justice, bubuk yang biasa digunakan pada acara "The Color Run", lari sejauh 5 kilometer hanyalah tepung maizena yang ditambahi pewarna. Hal itu sesuai persetujuan Food and Drug Administration Amerika Serikat.
Pada ajang The Color Run, yang akan digelar CIMB Niaga pada Minggu, 16 September 2018 di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, bubuk warna-warni juga digunakan. Apakah aman bubuk warna-warni bagi tubuh peserta?
"Kalau ditanya, aman atau tidak. Itu aman. Kami sudah menjamin keamanan bubuk warna-warni untuk tubuh. Bubuk yang kami gunakan tersertifikasi aman dan tidak berbahaya," jelas Direktur Consumer Banking CIMB Niaga, Lani Darmawan dalam acara konferensi pers "The Color Run presented by CIMB Niaga" di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, ditulis Selasa (31/7/2018).
Simak video menarik berikut ini:
Kacamata hitam dan bandana
Bubuk warna-warni dalam ajang "The Color Run" tidak menyebabkan alergi dan penyakit berbahaya lainnya, terutama pada kulit.
"Selama empat kali penyelenggaraan 'The Color Run', bubuk warna-warni ini tetap aman bagi peserta," Lani melanjutkan.
Dalam acara lari, banyak peserta yang menyelesaikan "The Color Run" mengangggap, tepung warna-warni menjadi sangat tebal sehingga lebih mirip asap.
Oleh karena itu, peserta direkomendasikan membawa kacamata hitam dan bandana. Kedua benda tersebut dipakai demi mencegah terhirupnya bubuk warna-warni secara berlebihan.
Advertisement
Partikel menempel pada paru-paru
Anda harus berhati-hati untuk tidak menghirup bubuk warna-warni. Spesialis paru-paru, Brian Christman dari American Scientific Advisory Board American Lung Association mengatakan, menghirup sedikit bubuk warna-warni dapat menimbulkan bahaya kesehatan.
Paparan partikel bubuk warna-warni akan menempel pada paru-paru. Ini akan berefek jangka panjang, terutama pada anak-anak dan bayi.
"Partikel-partikel itu dapat menempel cukup lama di paru-paru," jelas Christman. "Beberapa partikel yang lebih kecil ini bisa diserap, dibawa ke dalam limfatik (jaringan dan organ yang membantu membersihkan tubuh dari racun, limbah) dan aliran darah."
Pada akhirnya, bisa menyebabkan luka dan kerusakan pada paru-paru. Risiko peradangan pada saluran pernapasan bisa terjadi, menurut studi tahun 2003 yang diterbitkan dalam The European Respiratory Journal.