Tangani Stunting, Pemerintah Tetapkan 100 Kabupaten Prioritas

Pemerinta Republik Indonesia telah menetapkan 100 kabupaten sebagai lokasi prioritas penanganan stunting secara terintegrasi antar kementerian dan lembaga.

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 16 Agu 2018, 15:17 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2018, 15:17 WIB
Pidato Presiden Jokowi Di Sidang Tahunan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR 2018 di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8). Sidang ruitn ini dilaksanakan jelang perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

 

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan 100 kabupaten sebagai lokasi prioritas penanganan stunting secara terintegrasi antar kementerian dan lembaga.

"Saya ingat saat datang ke Asmat, Papua, ketika menggendong dua anak Papua, saya melihat masa depan Indonesia di mata mereka. Masa depan yang harus kita lindungi dengan memastikan bahwa setiap anak Indonesia dapat lahir dengan sehat,"ujar Presiden saat menyampaikan Pidato Kenegaraan di depan sidang bersama Dewan Perwakilan Rakyat RI dan Dewan Perwakilan Daerah RI, di Gedung DPR/MPR, Senaya, Kamis (16/8/2018).

Karena itu, kata Presiden, pemerintah harus memastikan anak-anak Indonesia bebas dari stunting atau tumbuh kerdil dengan memastikan asupan gizi yang cukup dan pola hidup yang sehat.

Pemerintah juga harus memastikan anak-anak Indonesia dapat bersekolah tanpa kendala biaya melalui pembagian Kartu Indonesia Pintar. Realisasi penerima manfaatnya di tahun 2017 sudah mencapai lebih dari 20 juta peserta didik usia 6 hingga 21 tahun.

"Saya sampaikan juga bahwa harapan lama sekolah penduduk muda tahun 2017 telah mencapai hampir 13 tahun,"ujar Presiden.

Menurut Presiden, pemerintah juga fokus meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah yang merata di seluruh Indonesia. Jumlah Guru Garis Depan dari tahun 2016 sampai tahun 2017 sudah bertambah sebanyak 7.094 guru. Peningkatan kompetensi berkelanjutan juga sudah dilakukan dengan lebih dari 1 juta guru. Realisasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) turut meningkat setiap tahunnya, yang terakhir di tahun 2017 menjangkau 47 juta siswa.

 

Karakter kuat

Namun, mengasah kepintaran dan mengasah keahlian saja tidak cukup. Manusia Indonesia harus memiliki karakter yang kuat, memiliki akhlak yang mulia, akhlakul karimah, agar tidak mudah patah, tidak mudah menyerah, terus optimis dalam meraih cita-cita dan prestasi.

"Kita harus membangun manusia Indonesia yang berkarakter dan memiliki akhlak mulia. Karena itu, Pemerintah memberikan penghargaan yang tinggi atas peran penting lembaga- lembaga keagamaan dalam pembentukan karakter bangsa, seperti Pondok Pesantren, Dayah, Mualimin-Mualimat, Seminari, Pasraman, dan Vihara. Lembaga-lembaga tersebut merupakan bagian ‘soko guru’ masyarakat dalam kehidupan sosial-keagamaan, pendidikan, dan pengembangan sumber daya manusia,"kata Presiden.

Lembaga-lembaga tersebut, sebut Jokowi, telah berperan penting dalam menjaga keimanan, menjaga kebinekaan, nilai kebangsaan, dan peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berkarakter, sehingga benteng kerukunan Indonesia semakin kokoh dalam menghadang arus intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

"Keberhasilan, kekuatan, dan kebersamaan itu yang harus terus kita jaga, terus kita kembangkan, agar manusia-manusia Indonesia dapat tumbuh dalam lingkungan yang memberikan mereka modal kecerdasan, modal akhlak yang mulia, untuk melangkah semakin pasti ke masa depan,"kata pria asal Solo ini.

 

Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya