Rapor Kesehatan 4 Tahun Jokowi-JK, Angka Kematian Ibu Melahirkan Terus Turun

Kehadiran JKN, berperan dalam membantu menurunkan angka kematian ibu melahirkan.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 24 Okt 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2018, 11:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengungkapkan pencapaian di bidang kesehatan, termasuk angka kematian ibu, dalam konferensi pers 4 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK. (Foto: Setkab)
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengungkapkan pencapaian di bidang kesehatan, termasuk angka kematian ibu, dalam konferensi pers 4 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK. (Foto: Setkab)

 

Liputan6.com, Jakarta Angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir mengalami penurunan selama 4 tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). 

Rapor baik di dunia kesehatan ini diungkapkan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila F Moeloek, dalam konferensi pers 4 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK di Gedung Kementerian Sekretariat Negara pada Selasa, 23 Oktober 2018. 

Menkes, mengungkapkan, sejak 2015 angka kematian ibu melahirkan memperlihatkan tren penurunan. Hal ini erat kaitannya dengan kehadiran Jaminan Kesehatan Nasiona-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). 

“(Penurunan angka kematian ibu melahirkan) ini merupakan hasil adanya program JKN yang masuk dalam cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang kini semakin merata,” kata Menkes.

Menkes juga membahas persoalan stunting atau kondisi gagal tumbuh secara fisik dan otak yang ditandai dengan tubuh pendek dan kemampuan kognitif di bawah rata-rata. Menurut data Pusat Statistik (BPK) pada 2013 angka stunting mencapai 37,2 persen tapi saat ini turun menjadi 30,8 persen.

Namun, angka tersebut masih tinggi dari batasan yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni 20 persen dari total anak. Terkait itu, Kementerian Kesehatan kini tengah melakukan intervensi spesifik sampai terjadi perubahan perilaku.

"Jadi memang ini tugas tidak hanya memberikan makanan tambahan ataupun memberikan juga tablet tambah darah mulai dari remaja, tetapi kami juga harus intervensi sensitif yaitu kita memerlukan akses air bersih, kita memerlukan sanitasi,” kata Nila dilansir laman setkab.go.id.

 

Saksikan juga video menarik berikut

Capaian imunisasi

Pemberian vaksin MR di Papua Barat (Foto: Benedikta Desideria)
Pemberian vaksin MR di Papua Barat (Foto: Benedikta Desideria)

Mengenai imunisasi measles rubella (MR) di Pulau Jawa cakupannya mencapai 92 persen. Namun, di luar Pulau Jawa masih menjadi tantangan dan hingga sekarang masih menunggu hasil karena programnya masih berjalan.

Nila juga menyinggung mengenai polio, bahwa sebenarnya Indonesia sudah bebas dari penyakit ini. Namun, pemerintah harus tetap berhati-hati untuk menghindari kasus di Papua Nugini yang mengalami wabah polio.

Dalam kesempatan itu menteri yang juga dokter spesialis mata ini menyampaikan soal program JKN mencapai lebih dari 200 juta jiwa. Jumlah ini naik signifikan dari sebelumnya 156 juta jiwa. Sementara, peserta PBI meningkat menjadi 92,4 juta jiwa, dan tahun depan akan meningkat menjadi 96,8 juta jiwa.

“Tentu harus disertai dengan peningkatan fasilitas kesehatan. Sudah terlihat di sini peningkatan untuk rumah sakit 22.624 dan tentu juga fasilitas kesehatan tingkat primer atau puskesmas, klinik mandiri sebanyak 2.443,” tuturnya.

Nila juga menjelaskan pemerintah telah membangun 256 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di 49 kabupatan di tanah air dan menguatkan 110 puskesmas di daerah perbatasan di 48 kabupaten dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) afirmatif.

“Kita bisa melihat pembangunan puskesmas yang dulu di Sota di perbatasan Kabupaten Merauke, Papua, sekarang bentuk puskesmasnya menjadi lebih baik. Tentu juga tidak hanya fisik tetapi juga rumah dinas untuk tenaga kesehatannya, ambulans, dan mobil serta peralatannya lengkap diberikan,” tuturnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya