Terima Rahim dari Wanita Sudah Meninggal, Ibu Ini Lahirkan Bayi Sehat

Seorang bayi perempuan lahir dengan sehat. Ia adalah bayi pertama yang lahir dari rahim yang ditransplantasikan dari wanita sudah meninggal.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 06 Des 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 06 Des 2018, 11:00 WIB
Kelahiran Bayi
Ilustrasi Foto kelahiran Bayi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Seorang bayi perempuan sehat telah lahir dari rahim yang ditransplantasikan dari wanita yang sudah meninggal. Kasus ini diungkapkan dalam jurnal the Lancet terbaru.

Di dunia medis, transplantasi rahim sudah dilakukan beberapa tahun terakhir. Paling tidak sudah ada 11 bayi yang lahir dari rahim yang dicangkok. Namun, semua kesuksesan tersebut terjadi pada rahim yang didonorkan dari wanita hidup ke wanita lain yang membutuhkan.

Sementara pada bayi yang lahir di São Paolo, Brasil adalah kali pertama kesuksesan dari wanita yang mendapatkan rahim dari wanita yang sudah meninggal dunia seperti dilansir laman Time, Kamis (6/12/2018).

Operasi transplantasi rahim tersebut dilakukan selama 10 jam. Perawatan kesuburan dan pembuahan dari donor rahim orang yang meninggal ini terjadi di São Paolo, Brasil pada 2016. Ada juga 10 transplantasi rahim dari donor wanita yang meninggal. Sayangnya, prosedur ini gagal berhasil. Efek yang terjadi menyebabkan keguguran seperti dilansir laman BBC.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut

Pemberian obat

Suntikan dan obat (iStock)
Ilustrasi obat (iStockphoto)

Pada kasus di Brasil ini, pendonor rahim adalah ibu dari tiga anak yang berusia pertengahan 40-an. Ia meninggal dunia karena mengalami pendarahan di otak.

Penerima rahim tersebut mengidap sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser. Sindrom ini mempengaruhi satu dari setiap 4.500 wanita yang menyebabkan vagina dan uterus (rahim) gagal terbentuk dengan baik. Namun, indung telurnya baik-baik saja.

Dokter kemudian mengangkat satu telur, lalu mempertemukan dengan sperma suami wanita itu. Telur itu pun dibekukan.

Kemudian, wanita ini diberi diberi obat untuk mengurangi kemungkinan tubuh menolak transplantasi rahim.

 

Kehamilan normal

hamil
ilustrasi hamil/copyright Rawpixel

Sekitar enam minggu kemudian, wanita yang menderita sindrom Mayer ini mulai menstruasi. Setelah tujuh bulan, telur yang dibuahi ditanamkan ke dalam rahim.

Wanita ini pun menjalani kehamilan normal seperti yang lainnya. Hingga akhirnya bayi seberat 2,5 kg dilahirkan melalui operasi caesar pada 15 Desember 2017.

Kebutuhan untuk donor rahim terbatas karena donor rahim jarang. Yang biasanya bersedia adalah anggota keluarga yang memenuhi syarat atau teman dekat. Srdjan Sasa dari Imperial College London, menyampaikan, hasil donor rahim sangat menarik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya