Virus Adalah Mikroba Penyebab Penyakit, Klasifikasi dan Penyebab Infeksinya

Virus adalah mikroba yang tidak bisa hidup tanpa menempel pada inangnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jan 2019, 21:26 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2019, 21:26 WIB
Awas, Virus Hepatitis C Berkolerasi dengan Penyakit Lainnya
Seseorang yang menderita virus hepatitis c dapat mengakibatkan tubuh terserang penyakit lainnya.

Liputan6.com, Jakarta Hampir semua orang pernah terjangkit virus. Sederhananya, virus adalah penyebab penularan penyakit, seperti cacar dan influenza.

Virus adalah mikroba yang tidak bisa hidup tanpa menempel pada inangnya. Virus baru bisa berkembang biak bila menempel dengan makhluk hidup lain.

Ukuran virus juga jauh lebih kecil daripada bakteri. Biasanya, virus akan menempel di suatu sel dan mengambil alih sel tersebut untuk mengembangbiakkan virus-virus lain sampai akhirnya sel tersebut mati. Dalam kasus lain, virus mengubah sel normal menjadi sel yang berbahaya untuk kesehatan.

Berbanding terbalik dengan bakteri, sebagian besar virus menyebabkan penyakit. Virus adalah microba “pemilih”, alias menyerang sel tertentu secara spesifik.

Misalnya, virus-virus tertentu menyerang sel pada pankreas, sistem pernapasan, dan darah. Pada kasus tertentu, virus juga menyerang bakteri.

Kata virus di ambil dari latin Virulae yang artinya menular atau Virion yang berarti racun. Kedua kata ini sama-sama merujuk pada sifat dasar virus yang mudah menular dari satu sel ke sel yang lain serta bersifat racun karena dapat menghancurkan sel yang di tularinya.

Sebagai organisme aseluler, struktur virus lebih sederhana dari mikroorganisme bersel satu lainnya. Karena Virus tidak memiliki inti sel, sitoplasma, ataupun membran sel. Virus berupa partikel (molekul) disebut virion.

Bagian-bagian Virus

Tubuh virus yang berupa kristal atau partikel ini lebih menunjukkan ciri mineral daripada ciri kehidupan. Oleh karena itu ada anggapan bahwa virus bukan makhluk hidup. Secara struktural virus terdiri dari 3 bagian, yaitu:

1. Kapsid merupakan lapisan pembungkus tubuh virus yang berupa protein.

2. Kepala virus berisi materi genetik (asam nukleat), yaitu DNA atau RNA.

3. Ekor merupakan bagian tubuh virus yang penting untuk melekatkan diri pada sel serta untuk memasukkan materi genetik virus ke dalam sel inang tersebut.

Klasifikasi Virus

Klasifikasi Virus adalah menurut metode Bergey, virus termasuk ke dalam divisio Protophyta, kelas Mikrotatobiotes dan ordo Virales (Virus). Pada tahun 1976 ICTV (International Commite on Taxonomy of Virus) mempublikasikan bahwa virus diklasifikasikan struktur dan komposisi tubuh, yakni berdasarkan kandungan asam.

Pada dasarnya virus dibedakan atas dua golongan yaitu virus DNA dan virus RNA. Berikut klasifikasi virus yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber Kamis (17/1/2019).

Virus DNA mempunyai beberapa famili:

1. Famili Parvoviridae seperti genus Parvovirus

2. Famili Papovaviridae seperti genus Aviadenovirus

3. Famili Adenoviridae seperti genus Mastadenovirus

4. Famili Herpesviridae seperti genus Herpesvirus

5. Famili Iridoviridae seperti genus Iridovirus

6. Famili Poxviridae seperti genus Orthopoxvirus

 

Virus RNA mempunyai beberapa famili:

1. Famili Picornaviridae seperti genus Enterivirus

2. Famili Reoviridae seperti genus Reovirus

3. Famili Togaviridae seperti genus Alphavirus

4. Famili Paramyvoviridae seperti genus Pneumovirus

5. Famili Orthomyxoviridae seperti genus Influensavirus

6. Famili Retroviridae seperti genus Leukovirus

7. Famili Rhabdoviridae seperti genus Lyssavirus

8. Famili Arenaviridae seperti genus Arenavirus

Penyebab Infeksi Virus

Terdapat banyak virus yang menjadi penyebab infeksi. Berikut sejumlah infeksi virus, berdasarkan organ yang terkena dan metode penyebarannya yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber Kamis (17/1/2019).

1. Infeksi virus pada saluran pernapasan

Tipe virus adalah yang menginfeksi saluran pernapasan sangat beragam, antara lain influenza (flu), respiratory syncytial virus (RSV), rhinovirus, coronavirus (SARS), parainfluenza (croup), dan adenovirus.

Pada umumnya, penularan infeksi virus ini terjadi ketika percikan ludah dari batuk atau bersin seseorang yang sedang terinfeksi, terhirup oleh orang lain. Penularan juga dapat terjadi bila menyentuh hidung atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, setelah menyentuh benda yang terkontaminasi.

2. Infeksi virus pada saluran pencernaan

Jenis virus ini menyebar melalui pemakaian bersama barang pribadi dengan orang yang terinfeksi. Penularan virus juga dapat terjadi melalui sumber makanan atau air yang terkontaminasi feses penderita.

Menyentuh mulut, atau makan tanpa mencuci tangan dengan benar-benar bersih setelah buang air besar, juga dapat menyebabkan penularan.

Beberapa contoh infeksi virus pada sistem pencernaan yang dapat menyebabkan gastroenteritis adalah infeksi rotavirus, infeksi norovirus, infeksi astrovirus, dan beberapa infeksi adenovirus.

3. Infeksi virus pada kulit

Sebagian virus adalah dapat menular lewat sentuhan pada cairan di kulit yang luka. Namun demikian, ada juga jenis infeksi virus pada kulit yang ditularkan melalui nyamuk.

Tipe virus penyebab infeksi pada kulit sangat banyak, di antaranya virus Varicella-zoster, molluscum contagiosum, dan human papillomavirus (HPV).

Sejumlah penyakit pada kulit akibat infeksi virus meliputi cacar air, campak, roseola, herpes zoster, rubella, molluscum contagiosum, kutil (termasuk di dalamnya kutil kelamin), dan chikungunya.

4. Infeksi virus pada hati

Infeksi virus hati adalah penyebab paling sering dari hepatitis. Tergantung jenis virusnya, virus ini dapat menyebar melalui makanan yang terkontaminasi feses seseorang yang terinfeksi, atau melalui pemakaian jarum suntik tidak steril serta kontak langsung dengan darah, urine, sperma atau cairan vagina orang yang terinfeksi.

Beberapa contoh penyakit hati akibat infeksi virus adalah hepatitis A, B, C, D, dan E.

5. Infeksi virus pada sistem saraf

Sistem saraf pusat yang terdiri dari otak dan saraf tulang belakang juga dapat terinfeksi virus. Beberapa tipe virus yang menginfeksi sistem saraf pusat, antara lain adalah herpes simplex tipe 2 (HSV-2), varicella-zoster, enterovirus, arbovirus, dan poliovirus.

Virus yang menginfeksi sistem saraf dapat menular melalui berbagai cara, dan memicu sejumlah penyakit. Sebagai contoh, enterovirus menyebar melalui percikan ludah ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk. Sedangkan arbovirus menular melalui gigitan serangga seperti nyamuk atau kutu.

Beberapa penyakit akibat infeksi virus pada sistem saraf adalah polio, ensefalitis, dan meningitis. Infeksi virus pada sistem saraf juga dapat menyebabkan penyakit rabies. Penyakit ini menular melalui gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies, baik hewan liar maupun hewan peliharaan.

Beberapa jenis hewan yang dapat menularkan infeksi rabies adalah kucing, anjing, kelelawar, sapi, dan kambing.

Selain sejumlah infeksi virus yang telah dijelaskan di atas, ada juga infeksi virus yang disebut viral hemorrhagic fever (VHF). Jenis infeksi virus ini mengakibatkan gangguan pembekuan darah dan merusak dinding pembuluh darah, sehingga dapat memicu perdarahan.

Beberapa contoh penyakit yang tergolong VHF, antara lain:

Ebola

Demam berdarah

Demam kuning

Demam Lassa

Demam Marburg.

Contoh infeksi virus lain adalah human immunodeficiecy virus (HIV). HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, dan dapat berkembang menjadi AIDS bila tidak segera ditangani. AIDS (acquired immune deficiency syndrome) merupakan stadium akhir dari HIV, di mana sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah.

HIV/AIDS termasuk infeksi virus yang dapat menular melalui hubungan seks, berbagi jarum suntik, dan transfusi darah. Virus ini juga dapat menyebar dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya, serta melalui proses melahirkan dan menyusui.

 

Reporter: Afifah Cinthia Pasha

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya