Selain Ahok, 5 Tokoh Dunia Ini Hasilkan Karya Tulis dari Dalam Penjara

Basuki Tjahja Purnama (BTP) atau Ahok yang dijadwalkan bebas hari ini, dikenal memiliki kebiasaan menulis ketika berada di dalam penjara

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 24 Jan 2019, 10:20 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2019, 10:20 WIB
20161220-Sidang Lanjutan Ahok di PN Jakut-Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok Saat memasuki ruang sidang Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara, Selasa (20/12). Sidang kedua Ahok mengagendakan jawaban Jaksa Penuntut Umum terhadap eksepsi yang disampaikan pada sidang pertama. (Liputan6.com/Pool/Agung Rajasa)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu kebiasaan Basuki Tjahja Purnama (BTP) atau kerap disapa Ahok ketika dalam penjara adalah menulis. Di beberapa kesempatan, dia juga menyampaikan pendapatnya lewat surat yang ia sampaikan lewat para pembesuknya. BTP bahkan sempat menulis sebuah buku berjudul "Kebijakan Ahok" yang diluncurkan beberapa waktu yang lalu.

Kebiasaan menulis di dalam penjara semacam ini tidak hanya dilakukan oleh Ahok. Beberapa tokoh, baik di Indonesia maupun dunia, memilih menulis dan tetap berkarya sekalipun dikurung dalam jeruji besi.

Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Kamis (24/1/2019), berikut ini beberapa tokoh yang tetap berkarya lewat tulisan, meski berada di dalam penjara, selain Ahok.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

1. Soekarno

5 Kata Mutiara Ir. Soekarno yang Bikin Semangat
Kata mutiara dari sang Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno bikin kamu makin semangat menjalani hidup. (via: jassmerah.org)

Kehidupan presiden pertama Indonesia Soekarno tidak lepas dari pengasingan dan penjara. Namun, dalam penjara juga, rumusan teks proklamasi sesungguhnya dilahirkan.

Monumen Sel Bung Karno atau Situs Penjara Banceuy di Kompleks Pertokoan Banceuy Permai, kota Bandung menjadi salah satu saksi bisu lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bung Karno menuliskan teks proklamasi kemerdekaan RI di tempat tersebut, ketika dia ditahan sebagai tahanan politik karena dituduh akan menggulingkan pemerintahan Hindia Belanda pada 1929.. Yang unik, tulisan itu berupa titik-titik yang diberikan pada istrinya, Inggit Garnasih yang kemudian dibawa diam-diam.

"Jadi pada saat itu, Ibu Inggit setiap hari menemui Bung Karno dan menyelipkan teks-teks tersebut melalui kain samping (sarung) yang dililitkan pada perutnya," kata Juru Pelihara Situs Penjara Banceuy, Ahmad, di Bandung, Selasa (8/8/2017), dilansir Liputan6.com dari Antara.

Tidak hanya itu, pledoi terkenalnya yang berjudul "Indonesia Menggugat" yang dibacakan Bung Karno di persidangan Landraad, Bandung pada 1930, juga ditulisnya di balik jeruji besi.

 

2. Nelson Mandela

10-5-1994: Sah... Nelson Mandela Presiden Afrika Selatan
Nelson Mandela. (Wikipedia)

Mengutip Independent, Nelson Mandela menulis ratusan surat ketika dipenjara selama 27 tahun. Dari balik jeruji besi, dia terus mengeluarkan gagasannya untuk menuntut perubahan dan mengakhiri apartheid. Salah satu tulisannya yang terkenal adalah surat yang ditujukan untuk keluarganya pada 4 Februari 1969.

"Zindzi (putri Mandela) mengatakan dia sakit hati karena aku tidak di rumah dan ingin tahu kapan aku akan kembali. Aku tidak tahu, sayangku, kapan aku akan kembali. Kamu akan ingat bahwa dalam surat yang kutulis di 1966, aku memberitahumu bahwa hakim kulit putih mengatakan aku harus tetap di penjara selama sisa hidupku," tulisnya.

"Tidak ada yang tahu berapa lama aku akan pulang, mungkin secepatnya. Tidak ada yang tahu kapan itu akan terjadi, bahkan hakim mengatakan aku harus tetap di sini. Tetapi aku yakin bahwa suatu hari aku akan kembali ke rumah untuk hidup bahagia bersama kamu sampai akhir hayatku."

"Jangan khawatirkan aku sekarang. Aku bahagia, baik, penuh kekuata, dan harapan. Satu-satunya yang aku rindukan adalah kalian, tapi setiap kali saya merasa kesepian, saya melihat foto di depan saya. Ini dibingkai putih dengan margin hitam. Ini foto yang indah."

 

3. Xanana Gusmao

Xanana Gusmao saat tiba di Dili usai menjalani perundingan antara Timor Leste dengan Australia terkait kesepakatan garis perbatasan maritim (11/3) (AP PHOTO/Valentino Darriel)
Xanana Gusmao saat tiba di Dili usai menjalani perundingan antara Timor Leste dengan Australia terkait kesepakatan garis perbatasan maritim (11/3) (AP PHOTO/Valentino Darriel)

Mantan presiden Timor Leste ini diketahui pernah dipenjara sebagai tahanan politik di LP Cipinang. Seperti dikutip Liputan6.com dari timor-leste.gov.tl, itu terjadi pada 20 November 1992.

Dalam penjara, Gusmao belajar bahasa Indonesia, Inggris juga ilmu hukum. Dia juga diketahui beberapa kali melukis dan menulis puisi. Pada 10 Februari 1999, dia dipindahkan ke Salemba, Jakarta Pusat dan statusnya menjadi tahanan rumah. Dia bebas murni pada 7 September 1999.

Sekalipun sempat melawan pemerintah Indonesia, setelah Timor-Leste merdeka, hubungan kedua negara terjalin dengan baik. Pada 2014, Gusmao juga sempat diberikan penghargaan Bintang Adipurna oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

 

4. Adolf Hitler

Adolf Hitler and Eva Braun (AP)
Adolf Hitler and Eva Braun (AP)

Diktator Nazi ini dilaporkan mendapatkan perlakuan khusus ketika dipenjara pada 1924. Ratusan pengunjung seringkali datang ke tahanannya. Dikutip dari Independent, hal tersebut terlihat dari dokumen yang ditulis pejabat penjara di dekat Munich, tempat dia ditahan.

Namun, salah satu tulisannya yang terkenal hingga saat ini adalah Mein Kampf. Karya yang berisi tentang ideologi dan ambisinya itu dia tuliskan ketika berada dalam penjara. Namun selain itu, dia juga sempat menuliskan sesuatu yang "biasa" misalnya seperti apakah dia akan membeli mobil Benz yang lebih baru atau yang lebih tua.

 

5. Ho Chi Minh

19-5-1890: Presiden Pertama dan Proklamator Vietnam Lahir
Ho Chi Minh saat ini namanya diabadikan menjadi nama sebuah kota di Vietnam Selatan.

Mantan presiden Vietnam yang meninggal 1962 ini pernah ditangkap pada 1942. Dia dituduh sebagai mata-mata di Tiongkok Selatan. Mengutip thenation.com, dia diikat dengan besi di kaki selama empat belas bulan dan dipindahkan dari penjara ke penjara.

Namun, dia menyimpan sebuah buku harian. Dalam catatannya, dia banyak menulis puisi yang di kemudian hari diterbitkan dengan judul "Prison Diary".

Salah satu puisinya berjudul "Moonlight" atau jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia "Sinar Bulan"

"Bagi tahanan, tidak ada alkohol atau bunga.

Tapi malam begitu indah, bagaimana kami bisa merayakannya?

Saya pergi ke lubang udara dan menatap bulan.

Dan melalui lubang udara, bulan tersenyum pada penyair."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya