Liputan6.com, Jakarta Orangtua kadang kesal ketika melihat buah hatinya terlalu asyik bermain video game. Mereka cenderung akan lebih berpusat kepada game dan mengabaikan pembicaraannya dengan Anda. Namun, bermain game itu tidak selalu buruk.
“Game sekarang menawarkan beragam pengalaman, yang mungkin memang tidak akrab dengan orang tua,” ungkap peneliti Tanner Higgin, seorang direktur strategi pendidikan untuk situs review game dari Common Sense Media.
Baca Juga
Berdasarkan penelitian Pew Research Center, memang hanya 43 persen orang dewasa yang bermain game dibandingkan dengan remaja yang mencapai angka 90 persen. Ketika kecanggihan teknologi yang semakin pesat, orangtua yang mengajarkan permainan tradisional, pasti digolongkan kuno oleh anak.
Advertisement
Oleh Jenny Radesky, seorang peneliti dari University of Michigan, juga menyetujui bahwa mengajarkan permainan kuno kepada anak merupakan jalan buntu di era digital.
“Pada dasarnya kebanyakan game yang diiklankan sebagai edukasi hanyalah lembar kerja animasi,” ungkapnya dalam artikel New York Post oleh Erin Quinlan.
Tanner Higgin juga menyetujui hal tersebut. “Potensi terbaik untuk belajar dari permainan adalah ketika tidak dalam bentuk (game) tradisional,” imbuh Higgin.
Higgin juga menambahkan bahwa anak-anak usia sekolah dapat memperoleh pelajaran berharga dari bermain di dunia virtual, asalkan mereka memilih yang tepat.
Penulis : Dara Elisabeth