Penyebab TBC yang Wajib Diwaspadai, Begini Cara Mencegahnya

Penyebab TBC salah satunya lewat penyebaran kuman lewat udara

oleh Nisa Mutia Sari diperbarui 06 Mar 2019, 14:50 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2019, 14:50 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Tuberkulosis (TB) atau yang lebih dikenal dengan sebutan TBC penyakit menular yang disebabkan kuman TB Mycobacterium tuberculosis yang masuk ke tubuh melalui pernafasan. TBC merupakan penyakit infeksi menular yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Penyakit TBC merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia, setelah HIV sehingga harus ditangani dengan serius.

Jumlah penderita TBC semakin bertambah. Penyakit menular ini merupakan infeksi serius yang mempengaruhi paru-paru seseorang. Bakteri yang menyebabkan TBC ini bisa menyebar dari satu orang ke orang lain melalui tetesan kecil yang dilepaskan ke udara melalui batuk dan bersin. Jika TBC tak diobati hingga bisa berakibat fatal.

Infeksi TBC ini mulai meningkat pada 1985. Sebagian muncul karena HIV, virus yang menyebabkan AIDS. HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang sehingga sistem kekebalan tubuh seseorang tak bisa melawan kuman TBC.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2014, kasus TB di Indonesia mencapai 1.000.000 kasus dan jumlah kematian akibat TB diperkirakan 110.000 kasus setiap tahunnya.

Nah, kali ini Liputan6.com, Rabu (6/3/2019) sudah merangkum dari berbagai sumber membahas terkait TBC. Telah dirangkum beberapa halnya seperi macam-macam TBC, gejala TBC, penyebab TBC, dan cara mencegah TBC.

 

Macam-macam TBC

Meskipun tubuh bisa menjadi pelabuhan bakteri yang menyebabkan TBC, sistem kekebalan tubuh biasanya bisa mencegah kamu dari sakit. Karena alasan itulah, dokter membedakan TBC dalam dua macam:

1. TBC Laten

Pada kondisi ini, kamu memiliki infeksi TBC, tapi bakteri tetap dalam tubuh kamu dalam keadaan tidak aktif serta tak menimbulkan gejala.

TBC laten juga disebut sebagai TBC tidak aktif atau TBC infeksim yang tak menular. Namun bisa berubah menjadi aktif sehingga pengobatan penting bagi TBC laten untuk membantu mengendalikan penyebaran TBC.

2. TBC Aktif

Kondisi ini membuat kamu sakit dan bisa menularkan ke orang lain. Ini bisa terjadi beberapa minggu pertama setelah terinfeksi bakteri TBC atau beberapa tahun kemudian.

 

Gejala TBC

Batuk
Ilustrasi Foto Batuk (iStockphoto)

Berdasarkan penjelasan dari laman Dinkes Manado Kota, ada beberapa gejala TBC:

1. Batuk berdahak lebih dari 2 minggu,

2. Mengalami sesak nafas,

3. Berat badan menurun,

4. Keringat di malam hari tanpa melakukan aktivitas.

Nah, jika ditemukan gejala seperti ini, maka segeralah berobat ke Puskemas atau ke Klinik terdekat untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut untuk diperiksa dahaknya.

Penyebab TBC

Ilustrasi asap rokok (iStock)
Ilustrasi asap rokok (iStock)

TBC disebabkan oleh infeksi kuman dengan nama yang sama, yaitu Mycobacterium tuberculosis. Ya, kuman atau bakteri ini menyebar di udara melalui percikan ludah penderita, misalnya saat berbicara, batuk, atau bersin.

Namun penularan TBC membutuhkan kontak yang cukup dekat dan cukup lama dengan penderita. Karena penularan TBC tak semudah seperti penyebaran flu.

Saat seseorang makin lama berinteraksi dengan penderita TBC, maka akan semakin tinggi risiko untuk tertular. Misalnya saja anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita TBC.

Pada penderita TBC yang tidak menimbulkan gejala (TBC laten), kuman TBC tetap tinggal di dalam tubuh penderita. Kuman TBC dapat berkembang menjadi aktif jika daya tahan tubuh seseorang melemah, seperti pada penderita AIDS. Namun TBC laten ini tidak menular.

Walaupun proses penyebaran TBC tak secepat flu, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, namun ada beberapa kelompok orang yang lebih mudah tertular penyakit ini, yaitu:

- Orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh,

- Orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, misalnya penderita AIDS, diabetes, kanker , dan orang yang kekurangan gizi,

- Penderita penyakit ginjal stadium lanjut,

- Perokok,

- Orang yang kecanduan alkohol,

- Lansia dan anak-anak,

- Petugas medis yang sering berhubungan dengan penderita TBC, dan

- Pengguna NAPZA.

Selain penyakit, terdapat beberapa jenis obat-obatan yang dapat melemahkan kekebalan tubuh. Obat-obatan tersebut umumnya digunakan untuk mengobati lupus, psoriasis, Rheumatoid arthritis, dan penyakit chron.

 

Cara Mencegah TBC

Meskipun menjadi penyakit yang serius, bukan berarti TBC tidak dapat dihindari. Kamu bisa melakukan pencegahan sebagi berikut:

1. Ketahui apakah kamu berisiko

Kalau kamu termasuk berisiko, maka harus lebih waspada terhadap penyakit TBC. Ini orang-orang yang berisiko terkena TBC:

- Orang dengan HIV/AID,

- Pecandu narkoba dan alkohol,

- Orang yang tinggal di daerah padat penduduk dan panti jompo,

- Orang yang sering berkontak dengan penderita TBC,

- Tenaga medis, dan

- Turis yang datang ke Negara dengan angka kasus TBC yang tinggi.

2. Waspada dengan Pengidap TBC di Sekitar Kamu

Memiliki keluarga atau tetangga yang menderita TBC bukan berarti harus dijauhi. Hal yang terpenting adalah mengetahui sumber penularan dan menghindarinya.

Karena penyakit ini menular melalui udara, penderita sebaiknya menggunakan masker, membuang dahak di tempat yang dapat langsung dilaliri air, menutup mulut ketika batuk atau bersin, serta tidak berganti-ganti alat makan dengan orang yang sehat.

3. Kenali Gejala TBC

Kamu perlu mengenali gejala TBC, maka kamu akan lebih sadar terhadap diri sendiri. Artinya, saat menemukan gejala yang mirip, kamu akan segera memeriksakan diri ke dokter sehingga dapat ditangani dengan cepat. Selain itu, kamu dapat lebih waspada terhadap mereka yang kamu curigai menderita TBC.

4. Lakukan Vaksinasi Bacillus Calmette-Guerin (BCG)

Vaksin BCG dapat melindungi anak-anak maupun orang dewasa dari tuberculosis, dan telah masuk dalam imunisasi wajib oleh pemerintah. Untuk anak-anak, lakukan imunisasi sesuai jadwal untuk mencegah TBC pada kemudian hari.

5. Lakukan Tes Lebih Dini

Kslau kamu merasa mengalami gejala TBC, jangan ragu untuk melakukan tes agar dapat terdiagnosis secara dini. Hal ini akan membantu tenaga medis untuk mengobati kamu dengan hasil yang lebih efektif. Tes yang dimaksud adalah tes dahak, tes kulit tuberculin, dan tes rontgen paru.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya