Liputan6.com, Jakarta Penyakit kaki gajah atau disebut lain dengan filariasis limfatik merupakan penyakit yang masih terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Kaki gajah adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria dan kemudian ditularkan melalui gigitan nyamuk sebagai vektor. Penyakit kaki gajah menyerang pada sistem limfatik sehingga menyebabkan organ tubuh penderitanya mengalami pembengkakan.
Baca Juga
Advertisement
Pembengkakan yang umum dijumpai di Indonesia adalah pada bagian kaki. Walaupun sebenarnya penyakit ini bisa menyerang bagian tubuh lain. Seperti lengan, alat kelamin dan payudara, namun umumnya menyerang pada kaki.
Penyakit kaki gajah sendiri memiliki sifat yang kronis atau menahun. Jika tidak ditangani dengan cepat, penyakit kaki gajah bisa berubah menjadi cacat yang menetap atau cacat seumur hidup.
Penyakit kaki gajah di dunia
Organisasi kesehatan dunia atau WHO mengatakan bahwa penyakit kaki gajah merupakan salah satu penyakit tropis yang sering kali diabaikan. Penyakit kaki gajah yang kerap diabaikan secara diam-diam menyerang seseorang yang dapat berakibat kelumpuhan.
Tak hanya menderita lumpuh, korban akan menderita kerugian mental, sosial, material sehingga akan memunculkan masalah kemiskinan.
Negara yang membutuhkan perawatan intensif dengan kemoterapi contohnya seperti Angola, Kamerun, Republik Demokratik Kongo, Nigeria, Tanzania, India, Myanmar, Indonesia dan lain-lain.
Advertisement
Gejala dan ciri-ciri penyakit kaki gajah
Penyakit kaki gajah yang menyerang sistem limfatik di mana sistem limfatik merupakan sistem kekebalan tubuh pada manusia yang membantu melindungi tubuh dari infeksi berbagai penyakit. Pada sistem limfatik terdapat jaringan pembuluh getah bening.
Menurut WHO ada tiga jenis cacing filaria yang dapat menyebabkan penyakit kaki gajah. Cacing tersebut yaitu Wuchereria bancrofti dimana 90% kasus disebabkan oleh cacing ini. Kemudian Brugia malayi dan Brugia timori yang hanya menyerang sedikit pada manusia.
Dilansir Liputan6.com, Kamis (7/3/2019) dari berbagai sumber terdapat beberapa ciri-ciri penyakit kaki gajah yang dapat diidentifikasi. Ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Mengalami demam secara berturut-turut sekitar 3 hingga 5 hari. Dengan jeda beberapa hari, demam akan turun kemudian demam akan menyerang kembali setelah melakukan aktivitas berat.
2. Muncul pembengkakan pada kelenjar getah bening pada area lipatan paha, ketiak yang nampak kemerahan, panas dan terasa sakit.
3. Radang pada saluran kelenjar getah bening. Radang ini akan menimbulkan rasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki hingga ujung kaki.
4. Menimbulkan pembesaran pada tungkai kaki yang terlihat lebih kemerahan dan terasa panas.
Tahapan penyakit kaki gajah
Pada orang yang terinfeksi oleh cacing filaria, maka orang tersebut akan melalui fase-fase saat penyakit kaki gajah telah berada di dalam tubuhnya. Fase tersebut antara lain:
1. Stadium I
Adanya bengkak pada tubuh namun hanya sehari yang kemudian kembali normal tanpa adanya lipatan apapun.
2. Stadium II
Muncul bengkak kembali namun akan hilang kembali seperti stadium I.
3. Stadium III
Akan muncul pembengkakan yang menetap. Terlihat lipatan tipis namun masih normal.
4. Stadium IV
Bengkak yang menetap tersebut akan menimbulkan lipatan pada kulit yang diawali munculnya sebuah benjolan pada permukaan kulit.
5. Stadium V
Pada fase ini bengkak akan terus menetap dan berkembang hingga membesar. Muncul lipatan-lipatan dalam pada kulit seperti benjolan.
6. Stadium VI
Lipatan kulit yang bengkak akan semakin adlam bahkan kaki bisa tampak seperti pecah-pecah dan berlumut.
7. Stadium VII
Bengkak yang besar dan pecah-pecah tersebut membuat penderita penyakit kaki gajah tidak bisa melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Advertisement
Cara mencegah penyakit kaki gajah
Indonesia merupakan negara tropis sehingga penyakit kaki gajah bisa menyerang kapanpun. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoontik dari Kementerian Kesehatan RI, dr. Elizabeth Jane Soepardi menjelaskan bahwa cacing kecil yang menyebabkan penyakit kaki gajah menular melalui gigitan nyamuk, ujarnya saat di kantor Kemenkes pada Selasa (25/9/2018) lalu.
Ia menambahkan bahwa Indonesia masih termasuk wilayah endemik filariasis dan hanya beberapa wilayah saja yang sudah terbebas dari cacing penyebab kaki gajah. DKI Jakarta telah terbebas dari cacing filaria, namun daerah sekitarnya masih ada seperti Bekasi dan Depok.
Beberapa wilayah di luar pulau Jawa juga masih menjadi wilayah endemik filariasis di mana berpotensi menimbulkan korban penyakit kaki gajah. Untuk mencegah terjangkit penyakit kaki gajah, biasanya petugas kesehatan akan memberikan obat bernama diethylcarbamazine (DEC) dan melakukan pemberantasan nyamuk agar memutus mata rantai penyebab penyakit kaki gajah.
Selain mengonsumsi obat tersebut, ada cara lain untuk mencegah penyakit kaki gajah. Yaitu dengan perawatan kaki. Terlebih bagi yang tinggal di daerah sawah, rawa, sungai atau saluran air lainnya.
Jangan biarkan adanya luka atau kulit terbuka pada kaki. Hal tersebut agar mempersulit cacing filaria masuk ke dalam tubuh atau melalui luka yang terbuka. Jika memiliki luka terbuka pada kaki segera diobati atau usahakan mengurangi aktivitas di luar terutama pada malam hari.