Penyakit Autoimun, Jenis dan Gejalanya yang Hingga Kini Belum Ada Obatnya

Penyakit autoimun masih terasa asing di telinga masyarakat Indonesia.

oleh Heri Setiawan diperbarui 11 Mar 2019, 12:20 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2019, 12:20 WIB
Penyakit Autoimun
Penyakit Autoimun (Instagram/miktambayong)

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini, seleb Tanah Air Mikha Tambayong sedang merasakan duka yang mendalam. Ibunda tercinta, Deva Sheila Malaihollo mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu (3/3/2019) lalu.

Ibu Mikha meninggal dunia di Rumah Sakit Premier Jatinegara, setelah menjalani perawatan karena penyakit autoimun. Kepergian sang bunda tentu menyisakan luka yang mendalam bagi Mikha dan keluarga.

Namun, banyak yang bertanya-tanya tentang sakit yang alami oleh ibu Mikha Tambayong ini. Bagi sebagian masyarakat Indonesia masih awam atau belum terlalu kenal akan penyakit autoimun ini. Namun, penyakit autoimun ini ternyata juga pernah dialami oleh vokalis Band Imagine Dragons, Dan Reynolds.

Dan Reynolds telah menghabiskan satu dekade melawan penyakit autoimun yang meradang di semua sendi dalam tubuhnya. Kondisi penderita penyakit autoimun ini merupakan peradangan kronis pada sendi yang dapat menyebabkan rasa sakit luar biasa, dan dapat menyebabkan beberapa tulang belakang menyatu.

Bagi kamu yang belum tahu tentang penyakit ini, berikut Liputan6.com rangkum beberapa informasi tentang penyakit autoimun yang wajib kamu ketahui dan cegah sejak dini, Senin (11/3/2019).

Mengenal Penyakit Autoimun

Penyakit Autoimun
Penyakit Autoimun (Instagram/miktambayong)

Penyakit autoimun adalah penyakit yang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh (sistem imun) menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Penyakit ini dapat berkembang ketika sistem kekebalan tubuh menilai sel sehat yang ada dalam tubuh sebagai zat asing. Akibatnya, tubuh mulai memproduksi antibodi yang menyerang dan merusak sel sehat dalam tubuh.

Autoimmune disorders atau penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang berfungsi melindungi tubuh dari penyakit malah terkena penyakit. Menurut penelitian dari National Institute of Environmental Health Sciences, disebutkan bahwa wanita lebih berisiko tinggi untuk terkena penyakit autoimun dibandingkan dengan pria.

Gejala Penyakit Autoimun

Beberapa di antaranya memiliki gejala yang sama. Pada umumnya, gejala-gejala awal penyakit autoimun adalah kelelahan, pegal otot, ruam kulit. Selain itu, demam ringan, rambut rontok, sulit berkonsentrasi, kesemutan di tangan dan kaki. Masing-masing penyakit autoimun memiliki gejala yang spesifik, misalnya sering merasa haus, lemas, dan penurunan berat badan pada penderita diabetes tipe 1.

Sementara penyebab pasti mengapa sistem imun dapat menyerang sel sehat dalam tubuh belum diketahui. Penyakit autoimun dapat memengaruhi hampir semua bagian tubuh. Penyakit ini dapat menyerang otak, saraf, otot, kulit, sendi, mata, jantung, paru-paru, ginjal, saluran pencernaan, kelenjar, dan pembuluh darah. Ada sebanyak 80 jenis penyakit autoimun.

Penyakit autoimun dapat memengaruhi satu atau banyak jaringan tubuh. Hal itu bisa menyebabkan pertumbuhan organ menjadi abnormal. Juga berpotensi mengakibatkan perubahan fungsi pada organ.

Umumnya pengobatan untuk penyakit autoimun difokuskan untuk mengurangi gejala. Belum ada pengobatan yang benar-benar bisa menyembuhkan penyakit ini.

Jenis Penyakit Autoimun

Ada banyak jenis penyakit autoimun. Namun ada 4 jenis yang merupakan penyakit yang paling mematikan.

1. Sklerosis ganda

Multiple sclerosis atau sklerosis ganda adalah penyakit autoimun yang menyerang lapisan pelindung di sekitar saraf. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang.

Orang dengan sklerosis ganda dapat menunjukkan gejala, seperti kebutaan, koordinasi yang buruk, kelumpuhan, otot menegang, mati rasa, dan lemah. Gejalanya bisa bervariasi karena lokasi dan tingkat serangannya berbeda-beda antar individu.

2. Diabetes mellitus

Penyakit ini disebabkan oleh antibodi sistem imun yang menyerang dan menghancurkan sel penghasil insulin (hormon yang dibutuhkan dalam mengontrol kadar gula darah) di pankreas. Akibatnya, tubuh tidak bisa menghasilkan insulin, sehingga kadar gula darah menjadi tinggi.

Gula darah yang terlalu tinggi ini kemudian dapat memengaruhi penglihatan, ginjal, saraf, dan gusi. Penderita diabetes mellitus tipe 1 membutuhkan suntikan insulin secara rutin untuk mengontrol penyakitnya agar tidak bertambah parah.

3. Graves' Disease

Graves' Disease adalah penyakit autoimun yang disebabkan oleh aktivitas yang berlebihan di seluruh kelenjar tiroid. Menurut American Thyroid Association, gejala Graves termasuk hipertiroidisme, penyakit mata, dan masalah kulit.

Jika penyakit ini tidak diobati, maka bisa menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa termasuk munculnya penyakit seperti jantung, thyroid storm (di mana detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh naik ke tingkat yang berbahaya), masalah kehamilan, hingga osteoporosis.

4. Giant Cell Myocarditis

Menurut penelitian yang dilakukan di New Jersey tahun 2000, Giant Cell Myocarditis adalah penyakit autoimun yang paling fatal. Gejala dari Giant Cell Myocarditis (GCM) adalah pembengkakan di pergelangan kaki, nyeri dada, jantung berdebar-debar, kelelahan, dan sesak napas.

5. Addison's Disease

Addison's Disease memiliki beberapa klasifikasi. Salah satunya adalah Primary Adrenal Insufficiency di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar adrenal.

Healthline melaporkan bahwa penyakit autoimun ini membuat kelenjar di ginjal mengeluarkan banyak hormon yang menyebabkan kelemahan pada otot, kulit berwarna gelap, penurunan denyut jantung atau tekanan darah, serta mudah lelah.

6. Granulomatosis dengan polyangiitis

Penyakit autoimun ini juga disebut dengan Wegener Granulomatosis ini menyebabkan peradangan pada pembuluh darah di hidung, sinus, tenggorokan, paru-paru dan ginjal. Gejala dari granulomatosis dengan polyangiitis membuat kaki jadi mati rasa, munculnya darah dalam urin, batuk berdahak, demam, sesak napas, kulit memar, serta mudah lelah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya