Semua Orang Berisiko Kena Tuberkulosis

Mengingat mudahnya penularan tuberkulosis (TB), semua orang rentan kena penyakit ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Mei 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2019, 08:00 WIB
Ilustrasi TB - TBC (iStockphoto)
Ilustrasi TB - TBC (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Semua Orang Berisiko Kena TBIndonesia menempati ranking tiga sebagai negara dengan jumlah kasus tuberkulosis (TB) terbanyak di bawah India dan Cina. Mengingat mudahnya penularan dan banyaknya jumlah pasien TB, dokter spesialis paru dan pakar TB, Erlina Burhan mengatakan semua orang berisiko terkena penyakit ini.

"Mudah menular karena TB ditularkan melalui udara, ketika pasien TB batuk, bersin, berbicara atau meludah, mereka memercikkan kuman TB ke udara," ujar kata Erlina di Jakarta beberapa waktu lalu.

Orang yang terinfeksi kuman TB umumnya menunjukan gejala seperti lemas, nafsu makan berkurang, berat badan turun, batuk berkepanjangan hingga tiga minggu, demam, berkeringat di malam hari, sesak dada, muntah darah atau batuk berdahak.

Proses pengobatan bagi pasien yang menderita penyakit TB dirancang berlangsung enam bulan. Pasien harus mengonsumsi obat setiap hari. Jika obat tersebut tidak diminum secara rutin, kuman TB akan menjadi lebih kuat sehingga penyakitnya akan berubah menjadi TB resistan.

"TB resistan ini sebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang mengalami kekebalan obat anti TB," ucap dia.

Apabila pasien sudah menderita penyakit TB resistan, upaya penyembuhan akan semakin ekstra dengan menambah dosis, harus meminum obat dengan jumlah belasan hingga puluhan obat setiap hari dan obat suntik rutin lima hari.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

TB Bisa Diobati

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Erlina mencatat bahwa penyakit TB bisa diobati. Syaratnya harus patuh dan disiplin mengonsumsi obat. Meski penyakit TB ini mudah menular tapi hanya sebarannya tergantung pada daya tahan tubuh orang yang menghirup kuman tersebut.

"Kalau masyarakat terinfeksi menghirup kuman TB itu 90 persen enggak jadi TB, karena tergantung imunitas," ujar dia.

Wanita yang sehari-hari berpraktik di RS Persahabatan Jakarta ini juga berpesan bila kita mendapati teman atau saudara terkena TB jangan dijauhi. Dukungan dari orang terdekat membuatnya semangat dalam menjalani proses pengobatan.

 

Penulis: Muhammad Ilman Nafi'an/Dream.co.id

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya