Liputan6.com, Jakarta Binar sorot mata bidan muda berumur 24 tahun ini memperlihatkan suasana hati gembira. Lantaran bisa melepas rindu dengan keluarganya setelah setahun bertugas di Pulau Borneo.
Selama lebih dari enam jam, Brian Sahar bersama rekan Pencerah Nusantara lainnya berangkat dari wilayah penempatan di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, untuk kembali ke tanah Jawa. Ia kembali menjejakkan kaki di Tanah Jawa guna mengikuti rangkaian kegiatan Orientasi Paska Penugasan Pencerah Nusantara di Jakarta.
Baca Juga
Namun, di balik itu ternyata ada hati yang risau dan gelisah di hati Brian. Sudah sejauh mana pengabdiannya selama ini berdampak bagi kehidupan warga Gunung Mas? Apakah kelas ibu hamil di Puskesmas Tumbang Miri akan tetap berjalan? Bagaimana angka kematian ibu hamil di sana pada beberapa tahun yang akan datang?
Advertisement
Pertanyaan-pertanyaan itu adalah segelintir kerisauan yang kembali muncul, bila mengingat akses yang masih jauh dari kata normal untuk menuju fasilitas kesehatan di wilayah pengabdiannya.
Ingatan Brian meluncur jauh ke belakang saat sang bidan dan tim Pencerah Nusantara Gunung Mas harus menempuh perjalanan menyusuri Sungai Kahayan dengan menggunakan klotok untuk mencapai Puskesmas Tumbang Miri.
Rute ini merupakan satu-satunya rute yang memadai, atau mereka harus menempuh perjalanan darat berkilo-kilometer di bawah sinar matahari untuk sampai di lokasi tempat melaksanakan kelas bagi ibu hamil.
Namun, hal tersebut seakan tidak pernah menjadi penghalang bagi bidan kelahiran Karanganyar, Surakarta ini untuk terus mendampingi masyarakat agar berdaya khususnya dalam meningkatkan status pelayanan kesehatan primer di Indonesia.
Kemampuan di bidang ilmu kebidanan didukung dengan keahlian sosialnya berorganisasi mendukung Brian untuk terus aktif berkontribusi di tengah tengah masyarakat.
Tak cepat berpuas hati, dirinya terus terpacu untuk terlibat dalam berbagai kegiatan sosial maupun pengembangan kapasitas.
Selain keterlibatannya dalam Pencerah Nusantara, Brian telah mengikuti kegiatan ekspedisi seperti ekspedisi Nusantara Jaya Regional Bali dan Regional NTB, menjadi presenter poster di ”1st Asia Pacific Interprofessional Education and Collaboration Conference”, serta terpilih menjadi delegasi dari tenaga kesehatan dalam program kepemudaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, International Youth Program.
Terpilih sebagai Ketua Alumni Pencerah Nusantara
Seolah idenya yang tak pernah berhenti, saat ini Brian yang terpilih sebagai ketua Alumni Pencerah Nusantara (ALURA), bersama teman temannya merintis start up dalam bidang pendidikan bernama srikandibidan.com.
Dia berharap, purnatugas dari Pencerah Nusantara tidak akan menghentikan langkahnya untuk tetap menjadi pencerah di dunia kesehatan. Ia ingin memacu dirinya untuk lebih berkembang untuk tetap berkontribusi pada dunia kesehatan.
“Pencerah nusantara, Alura maupun bidan inisiator hanyalah beberapa sarana saya untuk mengabdi. Sesungguhnya partisipasi aktif dari masyarakatlah yang bisa membuat pengabdian saya dapat berdampak dalam mentransformasi wajah kesehatan primer di Indonesia,” ujar Brian.
Pencerah Nusantara adalah program penguatan layanan kesehatan primer di daerah bermasalah kesehatan melalui pendampingan puskesmas oleh tim tenaga kesehatan muda pilihan dan berpengalaman dengan tujuan utama meningkatkan status kesehatan ibu dan anak di berbagai penjuru Indonesia. Program ini dikelola oleh Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI), sebuah organisasi yang berfokus pada pembangunan kesehatan dan pemberdayaan pemuda di Indonesia. Lebih lengkap soal Pencerah Nusantara
Advertisement