Jangan Tidur Terlalu Lama, Ini Risikonya bagi Kesehatan

Studi telah menemukan keterkaitan antara oversleeping (tidur terlalu lama) dengan masalah kesehatan bahkan meningkatkan risiko kematian dari berbagai penyebab.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jun 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2019, 18:00 WIB
Ilustrasi tidur siang (iStockphoto)
Ilustrasi tidur siang (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kurang tidur berarti meningkatkan risiko kesehatan mulai dari penyakit jantung, obesitas hingga diabetes. Namun, masih banyak individu yang mengabaikan pentingnya tidur. Berdasarkan Center for Disease Control and Prevention (CDC), lebih dari tiga orang dewasa mendapatkan waktu tidur kurang dari 7 jam perhari. 

Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Kelebihan waktu tidur pun tidak baik bagi kesehatan. Para ahli umumnya menyarankan orang dewasa untuk tidur tujuh hingga sembilan jam per hari. Sedangkan, tidur lebih dari sembilan jam akan berdampak pada kesehatan.

Studi telah menemukan keterkaitan antara oversleeping (tidur terlalu lama) dengan masalah kesehatan bahkan meningkatkan risiko kematian dari berbagai penyebab. Sebuah studi dalam Journal of the American Heart Association menunjukkan risiko dari tidur terlalu lama.

Tidur 9 jam dapat meningkatkan 14 persen risiko kematian. Tidur 10 jam dapat meningkatkan 30 persen kematian dan tidur 11 jam dapat meningkatkan risiko hingga 47 persen. Risiko kematian karena penyakit jantung dan stroke juga meningkat dengan semakin panjangnya waktu tidur.

"Dalam gaya hidup modern, orang biasanya justru sengaja membatasi waktu tidur karena pekerjaan, mengurusi keluarga, hobi dan aktivitas lainnya. Penelitian kami menunjukkan bahwa tidur lebih dari yang disarankan dapat memberikan dampak yang jauh lebih buruk dibandingkan kurang tidur," kata MBBS dan Peneliti Studi Chun Shing Kwok, seperti dikutip dari Health.

 

Risiko lain

Penelitian lain menunjukkan bahwa kebiasaan tidur lebih dari tujuh jam setiap malam dapat meningkatkan risiko diabetes. Studi lain menemukan bahwa durasi tidur ekstrem dapat meningkatkan protein C-reactive yang meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular.

Sebenarnya tidak ada studi yang benar-benar membahas dampak kesehatan dari tidur lebih lama. Dokter Chun Shing Kwok mengatakan bahwa penelitiannya hanya menunjukkan kemungkinan keterkaitannya.

"Tidur dengan durasi lebih lama kemungkinan merupakan pertanda dari penyakit yang ada seperti kondisi yang tidak dapat terdeteksi. Misalnya gagal jantung, anemia, hypothyroidism, atau sleep apnea,” kata Chun.

Waktu tidur tiap orang berbeda

Anda harus mengingat bahwa waktu tidur tiap individu berbeda. Anda mungkin tidur sembilan jam sehari dan tidak mengalami masalah apapun. Jika Anda terbiasa dengan waktu tidur tersebut selama bertahun-tahun maka kemungkinan hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan.

Bila Anda merasa bahwa oversleeping merupakan salah satu pertanda hal yang salah maka segeralah kunjungi dokter.

"Dokter dan pasien harus memperhatikan waktu tidur sebagai gejala dari suatu penyakit. Dokter mungkin harus melakukan pemeriksaan terkait tidur melalui konsultasi," kata Chun.

 

Penulis: Khairuni Cesario

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya