Ketakutan Sandra Dewi karena Pernah Hamil Kosong

Sandra Dewi punya riwayat hamil kosong

oleh Aditya Eka PrawiraLiputan6.com diperbarui 28 Jun 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2019, 18:00 WIB
Sandra Dewi
Sandra Dewi hadir pada acara peluncuran buku Hamil Tanpa Galau di Gramedia Matraman pada Rabu, 26 Juni 2019. Dalam kesempatan itu, Sandra Dewi bercerita soal kehamilannya (Foto: Liputan6.com/Febrianingsih Alamako)

 

Liputan6.com, Jakarta Sandra Dewi saat ini tengah hamil anak kedua dengan usia kandungan delapan bulan. Ini merupakan kehamilan ketiga bagi pesinetron berumur 35 tahun tersebut.

Siapa sangka, sebelum melahirkan Raphael Moeis, Sandra Dewi pernah mengalami blighted ovum atau kantong rahim kosong.

"Sebenarnya ini kehamilan ketiga, pada kehamilan pertama saya mengalami blighted ovum," katanya dalam diskusi seputar kehamilan di Gedung Gramedia Matraman pada Rabu, 26 Juni 2019.

Awalnya Sandra cukup takut mengingat kehamilan pertamanya di usia 33 berakhir dengan hamil kosong. Pengalaman pahit itu membuat dia menjadi was-was ketika mengandung Raphael. Beruntung, anak laki-lakinya itu menjadi balita yang sangat sehat. 

Pada kehamilan kali ini, Sandra Dewi mengaku terkejut karena tak menyangka bakal secepat ini. 

"Saya cukup kaget ketika tahu kalau sudah hamil lagi. Padahal, Rafa masih satu tahun lebih," katanya. 

Saat tahu dirinya positif hamil, Sandra sedang disibukkan dengan seabreg pekerjaan. Alhasil, muncul sedikit ketakutan perihal kesehatan janin di kandungan. 

"Saya juga takut kalau bayi saya prematur, karena kesibukkan saya yang harus sering naik pesawat dan bekerja," kata Sandra Dewi. 

 

Kehamilan Kosong seperti Sandra Dewi

Sandra Dewi
Sandra Dewi dan buah hatinya, Raphael Moeis [foto: instagram.com/raphaelmoeis]

Blighted ovum, sebagaimana dikutip dari situs Web MD, merupakan salah satu penyebab keguguran. Ketika sedang hamil, sel telur yang telah dibuahi akan menempel pada dinding rahim, dan dalam waktu lima hingga enam minggu kehamilan, embrio seharusnya sudah ada. 

Blighted ovum dikaitkan dengan masalah kromosom. Bisa jadi karena sperma atau telur yang berkualitas rendah atau pembelahan sel yang tidak normal. Hal ini tidak dapat dicegah.

Pada kesempatan yang sama, dokter spesialis kebidananan dan kandungan dari Rumah Sakit Jakarta, Dr Ardiansjah Dara, menjelaskan,"Blighted ovum itu hamil tapi tidak disertai janin, jadi harus dikeluarin. Penyebabnya adalah masalah kromosom atau genetik, bisa jadi jika orang yang hamil di usia lebih lanjut, di atas 35 tahun."

Biasanya wanita melakukan operasi untuk pengangkatan isi rahim untuk menghilangkan jaringan yang tersisa. Setelah keguguran, dokter menyarankan untuk menunggu setidaknya satu hingga tiga siklus menstruasi sebelum mencoba untuk hamil lagi.

Penulis : Febrianingsih Alamako

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya