Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan masalah demografi saat ini menjadi salah satu tantangan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang baru dilantik Hasto Wardoyo.
Nila mengatakan, masalah demografi bukan hanya di Indonesia juga terjadi di beberapa negara. Misalnya Tiongkok, di mana kebijakan satu anak saat ini sudah dicabut untuk mencegah piramida penduduk terbalik.
Baca Juga
"Seperti di Eropa, di Jepang, saat ini lebih banyak lansia daripada usia produktif. Itu menjadi masalah bagi negaranya," kata Nila pada Health Liputan6.com usai pelantikan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Jakarta Timur, Senin (1/7/2019).
Advertisement
"Ini barangkali tugas BKKBN harus menghitung dengan tepat. Supaya gambaran piramidanya lebih tepat," kata Nila.
Hal ini agar nantinya, penduduk usia produktif bisa ikut menanggung dan membantu usia tidak produktif seperti lansia dan anak-anak.
Â
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Fokus Hasto Saat Kepalai BKKBN
Dalam konferensi pers, Hasto mengatakan, fokus BKKBN ke depan adalah cara menghadapi bonus demografi. Hasto menjelaskan saat ini, satu penduduk yang tidak produktif ditanggung oleh dua orang produktif.
"Tapi ingat, penduduk produktif itu identik dengan penduduk yang konsumtif. Dia bisa jadi berkah bisa jadi musibah, karena itu saya kira fokusnya di situ," kata Hasto.
Maka dari itu, pria yang ditunjuk langsung sebagai Kepala BKKBN oleh Presiden Joko Widodo itu meminta, agar penduduk usia produktif bisa bekerja sama dengan pemerintah agar tidak menjadi beban pembangunan dan menjadi aset.
"Sebetulnya yang paling strategis untuk disentuh adalah mereka yang sebetulnya ingin tidak hamil, tapi tidak menggunakan kontrasepsi. Ini kan miss ya. Kalau kita bisa menyentuh itu serendah mungkin bagus sekali," kata pria yang dua kali terpilih menjadi Bupati Kulon Progo tersebut.
Advertisement