Kementan Ingin Generasi Muda Tertarik Bertani dan Beternak

Kementan dan FAO juga kerap mengadakan sosialisasi bagi para petani dan peternak di berbagai wilayah Indonesia

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 15 Jul 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2019, 10:00 WIB
Sapi
Ilustrasi sapi (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia berharap agar generasi muda juga bisa bertani atau beternak. Hal ini diungkapkan oleh Fadjar Sumping Tjatur Rasa, Direktur Kesehatan Hewan Kementan.

"Kami ingin jumlah peternak semakin banyak, di samping profesionalisme beternaknya," kata Fadjar dalam konferensi pers penyelenggaran teater berjudul "SUN" di Jakarta, ditulis Senin (7/15/2019).

Fadjar menambahkan, untuk menarik generasi muda agar bisa menjadi seorang peternak, dibutuhkan cara kampanye yang menarik. Salah satunya seperti dengan pertunjukan seni yang baru-baru ini diselenggarakan oleh Kementan, Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO), serta USAID.

"Ini merupakan salah satu upaya, untuk memperkenalkan apa sih ternak ini, bagaimana sih beternak, apa menariknya. Terutama untuk generasi muda," Fadjar menambahkan.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Jadi Peternak Masih Bisa Untung

Ilustrasi produk hortikultura
Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai terobosan untuk memacu produksi, mutu hasil panen dan ekspor produk hortikultura terutama di era digital saat ini.

Meski saat ini banyak anak muda yang kurang tertarik untuk menjadi seorang peternak dan bertani, Fadjar mengatakan bahwa terjun di bidang tersebut sesungguhnya masih tetap bisa menguntungkan secara ekonomi.

"Ini karena dulu orang tua dulu kan bertani dan beternak. Generasi muda ini tidak mengenal akhirnya mencari profesi lain. Padahal sebenarnya, margin dari bertani dan beternak masih besar."

Tidak hanya kampanye pada kaum muda, Kementan bekerjasama dengan FAO juga menyatakan bahwa mereka telah melakukan beberapa sosialisasi ke peternak dan petani yang ada di beberapa daerah Indonesia.

"Melalui FAO kami sudah datang ke akar rumput, melakukan penyuluhan," kata Fadjar.

"Tidak hanya soal kesehatan hewan saja, kita juga harus bisa memberikan penjelasan dan memotivasi mereka untuk mencintai bidang profesi beternak dan bertani."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya