Liputan6.com, Jakarta Hingga saat ini masih banyak pasangan yang beranggapan bahwa menyusui merupakan kontrasepsi alami yang bisa menghindarkan dari kehamilan. Namun, faktanya ada tiga kriteria yang harus dipenuhi agar menyusui bisai menjadi KB alami.
Menurut konselor laktasi dr Ameetha Drupadi, CIMI, tiga kriteria yang perlu terpenuhi agar menyusui bisa menjadi kontrasepsi alami yakni:
Baca Juga
1. Ibu menyusui secara eksklusif
Advertisement
2. Bayi berumur kurang dari 6 bulan
3. Ibu belum mendapat menstruasi
Bila salah satu dari ketiga kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka ibu tetap perlu menggunakan kontrasepsi agar tak terjadi 'sundulan'.
Lalu, apa saja metode kontrasepsi yang aman untuk ibu menyusui?
"Metode kontrasepsi yang cocok dipakai untuk ibu menyusui yaitu metode kontrasepsi non hormonal seperti IUD Andalan dan juga kondom, maupun metode kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung hormon progestin/progesteron seperti Implan, suntikan 3 bulan, juga pil KB Laktasi," jelas Melati Gultom, Brand Manager Andalan Kontrasepsi.
Hormon progestin tidak akan mengganggu kadar prolaktin sehingga produksi ASI tetap aman dan lancar. Saat ini, salah satu metode kontrasepsi favorit para ibu menyusui adalah Andalan Laktasi yang mengandung hormon progesteron dosis rendah sehingga aman bagi kualitas dan kuantitas ASI.
Â
Perubahan tubuh ibu menyusui yang hamil
Kondisi kehamilan saat ibu masih dalam fase menyusui umum dikenal dengan sebutan 'sundulan'. Kondisi tersebut bisa menyebabkan beberapa perubahan dalam tubuh ibu, seperti:
- Kontraksi ringan pada rahim karena rangsangan hormon oksitosin yang dilepaskan pada saat tubuh ibu menyusui
- ASI berubah menjadi kolostrum sheingga rasanya lebih asin dan kurang manis serta membuat bayi enggan menyusui
- Puting payudara ibu akan terasa lebih sakit dan ibu akan merasa lebih lelah.
Dengan mengetahui kondisi tersebut, dr Ameetha menganjurkan para ibu menyusui menggunakan kontrasepsi.
"Untuk itu, sebaiknya penggunaan kontrasepsi dianjurkan pada ibu menyusui pada saat setelah melahirkan maupun segera setelah berakhirnya masa nifas," ujar dr Ameetha dalam siaran pers yang diterima Health-Liputan6.com
Â
Â
Advertisement