Waspada, Diare pada Anak Bisa Sebabkan Kematian

Diare membuat anak kehilangan banyak cairan. Kondisi ini efeknya lebih bahaya pada anak.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Agu 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2019, 07:00 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Diare bisa menimbulkan masalah serius, terutama pada anak. Kondisi ini menyebabkan anak kehilangan cairan hingga mengalami dehidrasi, paling buruk bisa berakhir pada kematian.

“Kehilangan cairan pada anak lebih bermakna daripada orang dewasa. Karena dalam tubuh anak terdapat lebih banyak cairan, kehilangan beberapa persen saja bisa menyebabkan dehidrasi dan mengancam keadaan jiwanya,” ucap dokter spesialias anak dan konsultan gastrohepatologi, Ade Djanwardi Pasaribu.

Seseorang terkena diare jika frekuensi buang air besar (BAB) melebihi batas normal dirinya sehari-hari.

"Jika seseorang biasa BAB sebanyak 5 kali sehari, dan keesokan harinya tetap 5 kali itu tandanya normal. Tetapi, kalau biasanya 5 kali lalu menjadi 10 kali itu enggak normal," ucap Ade dalam live Instagram Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Kamis (22/8/2019).

Penyebab diare bisa karena virus. Ditandai dengan diare dalam jangka waktu yang cukup lama yakni 3-5 hari. Jika diare terjadi lebih dari 5 hari maka segera periksakan buah hati Anda. 

Ade menambahkan, kehilangan cairan yang disebabkan oleh diare dapat mematikan. Berbeda halnya dengan demam, selama tidak ada komplikasi masih aman. "Tapi kalau diare bisa mematikan karena tubuh Anda kehilangan cairan. Jadi, penanganannya jangan sampai terlambat," sarannya.

 

 

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Pertolongan Pertama saat Anak Diare

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan untuk mengatasi diare pada anak adalah dengan memberikan oralit.

Dulu, mungkin Anda bisa membuat oralit dengan mencampurkan bahan-bahannya sendiri. Namun, sesungguhnya tidak dianjurkan untuk membuat oralit sendiri karena kandungan yang ada di dalamnya mungkin saja berubah dan tidak mencukupi kebutuhan cairan tubuh anak. 

"Makan juga harus tetap diteruskan, jangan puasa. Kalau masih bayi, ASI juga tetap diberikan. Pada anak yang sudah makan seperti anggota keluarga lainnya, dianjurkan juga untuk memberikan kuah pada sup, teh manis, apel, atau pisang untuk dikonsumsi," tambah Ade.

Oralit memang memiliki rasa yang kurang enak dan anak cenderung akan menolak. Namun, jika anak mengalami dehidrasi yang ringan atau sedang, anak akan merasa begitu haus. Sehingga, minuman apa pun yang Anda berikan biasanya akan diterima.

 

 

Penulis: Diviya Agatha

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya