Liputan6.com, Jakarta Diare bisa datang kapan saja, termasuk momen ada banyak makanan seperti saat Lebaran kali ini. Ketika anak diare pastikan orangtua memenuhi kebutuhan cairan yang keluar.
Diare adalah suatu mekanisme tubuh mengeluarkan benda asing dari salura cerna. Seseorang dikatakan diare bila buang air besar yang cair lebih dari tiga kali sehari dalam 24 jam. Bila kurang dari tiga kali sehari, tidak tepat bila disebut diare.
Baca Juga
"Ada beberapa orangtua yang sangat khawatir, belum ada tiga kali BAB cair sudah dibilang diare," kata dokter spesialis gizi klinik FKUI/RSCM Jakarta, Nurul Ratna Mutu Manikam.
Advertisement
Bila memang anak mengalami diare, langkah yang perlu dilakukan adalah mengganti cairan yang keluar dengan air putih atau oralit. Kehadiran oralit diperlukan karena saat diare bukan cuma anak kehilangan air tapi juga elektrolit.
"Setiap kali BAB, diganti dengan 100-200 ml cairan atau kurang lebih setengah - segelas air putih atau oralit," kata Nurul saat diskusi bersama Danone Aqua beberapa waktu lalu di Jakarta.
Perhatikan juga kebutuhan cairan anak, bila anak merasa haus atau ingin menyusu, kata Nurul, harus segera diberikan.
Â
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Dokter spesialis anak Meta Hanindita mengungkapkan anak yang diare perlu segera dibawa ke dokter bila sudah mengalami diare lebih dari satu minggu. Anak yang tampak sangat lemah sebaiknya juga segera diperiksakan ke dokter.
Segera bawa ke dokter juga bila diare disertai demam tinggi, sering muntah. Lalu, ditemui darah pada kotoran anak dan ketika anak tidak mau minum seperti mengutip tulisan Meta dalam buku Mommyclopedia Panduan Lengkap Merawat Batita.
Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut
Advertisement