Liputan6.com, Jakarta Kehamilan yang tidak direncanakan bisa menimbulkan aneka permasalahan. Seperti stres selama kehamilan, masalah finansial hingga tumbuh kembang anak jadi tidak maksimal.
“Kehamilan tidak direncanakan dapat memberikan berbagai risiko buat ibu dan anak. Cukup sering terjadi penolakan kehamilan. Stres ibu juga menjadi lebih tinggi selama kehamilan,” kata psikolog Anna Surti Ariani.
Baca Juga
Ketika ibu merasa terpaksa menjalani masa hamil, melahirkan hingga mengurus anak hal itu membuat kasih sayang ibu ke sang buah hati jadi kurang optimal. Bisa jadi, saat anak sudah lahir ibu mengucapkan kalimat seperti ‘kamu itu tidak sengaja lahir’ atau kata-kata lain yang membuat si anak merasa tidak diinginkan.
Advertisement
"Setelah lahir, kasih sayang antara ibu dan ana kurang berkembang optimal, sehingga tumbuh kembang psikologis anak jadi bermasalah,” tambah psikolog yang karib disapa Nina dalam acara bersama Bayer beberapa waktu lalu di Jakarta.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Itu sebabnya, Nina menyarankan kepada para orangtua untuk merencanakan kehamilan. Bila sudah memiliki anak pertama, rencanakan kehamilan sekitar 2-5 tahun untuk anak kedua.
Selain menghindari kurangnya hubungan antara ibu dan anak pertama, penelitian juga mengatakan bahwa jarak usia di bawah dua tahun berpotensi menimbulkan banyak pertengkaran (antar anak).
“Sebaliknya dengan jarak kehamilan yang direncanakan, ibu juga dapat mengembangkan dirinya, mengurus keluarga secara lebih optimal dan menjadi lebih bahagia. Setiap anak yang dilahirkan juga dapat menjadi lebih diperhatikan sehingga perkembangannya lebih optimal,” kata Nina.
Selain itu, keluarga juga bisa jadi lebih harmonis karena potensi pertengkaran antar anak berkurang. Serta urusan finansial yang lebih tertata.
Maka, terlepas dari tuntutan dari keluarga untuk harus segera punya anak, diminta segera menambah jumlah anak, atau harapan punya anak laki-laki atau perempuan, penting bagi ibu bisa memilih kapan ia kembali mengandung dan melahirkan anak.
"The power of options merupakan hal penting bagi ibu milennial. Memiliki kesempatan untuk memilih yang terbaik bagi kesehatan reproduksinya dan melakukan perencanaan keluarga dengan tepat, dapat membantu ibu milenial untuk mempersiapkan kehamilan dan menjaga kesehatan selama kehamilan sehingga dapat melahirkan generasi baru yang berkualitas," kata Boy Abidin, anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) di kesempatan yang sama.
Penulis : Selma Vandika