Liputan6.com, Gorontalo - Produk-produk dari pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal Gorontalo masih menghadapi berbagai kendala untuk dapat masuk ke pasar minimarket modern.
Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan kapasitas produksi yang membuat UMKM sulit memenuhi permintaan dalam jumlah besar.
Advertisement
Baca Juga
Pendamping UMKM di Gorontalo, Irwan Djibran, menjelaskan bahwa minimarket modern memiliki kebijakan pembelian dalam jumlah besar untuk menekan harga jual dan memaksimalkan keuntungan.
Advertisement
Namun, kebijakan tersebut menjadi hambatan bagi pelaku UMKM yang kemampuan produksinya masih terbatas. Hal ini membuat pelaku Usaha dapat menekan harga jual dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
"Biasanya, minimarket modern ingin membeli produk dalam jumlah besar," kata Irwan.
"Sayangnya, pelaku UMKM di Gorontalo belum mampu memenuhi permintaan dalam skala besar tersebut," ujar Irwan Djibran.
Selain keterbatasan kapasitas produksi, pelaku UMKM juga dihadapkan pada persyaratan ketat yang ditetapkan oleh minimarket waralaba.
Salah satu syarat yang sulit dipenuhi adalah penggunaan bahan pengawet makanan sesuai standar industri.
"Minimarket modern mensyaratkan bahan pengawet yang dapat menjaga aroma dan rasa produk agar tetap awet. Di Gorontalo, bahan pengawet yang sesuai standar tersebut sulit ditemukan," tambah Irwan.
Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi berbagai pihak yang ingin mendorong kemajuan UMKM lokal.
Berbagai upaya perlu dilakukan untuk membantu pelaku usaha meningkatkan kapasitas produksi dan memenuhi standar yang ditetapkan pasar retail modern.
Irwan berharap pemerintah dan lembaga terkait dapat memberikan dukungan berupa pelatihan, akses bahan baku, serta pendampingan teknis bagi pelaku UMKM di Gorontalo.
"Dengan langkah tersebut, produk lokal diharapkan bisa lebih mudah diterima oleh minimarket modern," ujarnya.