Cyberchondria, Ketika Rasa Cemas Berlebihan Muncul Usai Mencari Penyakit di Internet

Kondisi kecemasan usai menemukan penyakit dari hasil pencarian internet ternyata memiliki istilahnya sendiri

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 07 Des 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 07 Des 2019, 06:00 WIB
Ilustrasi Google Search
Ilustrasi Google Search (sumber: iStock)

Liputan6.com, Jakarta Saat ini, banyak orang yang mencoba mencari tahu penyakit yang dialaminya hanya dari internet. Walaupun begitu, seringkali aktivitas tersebut menimbulkan masalah baru.

Sebuah studi sendiri memberikan istilah untuk mereka yang merasa ketakutan usai mencari tahu gejala penyakitnya dari internet. Para peneliti menyebut ini sebagai "cyberchondria."

Menurut Jill Newby, associate professor dari University of New South Wales dan Eoin McElroy, dosen psikologi dari University of Leicester di Inggris, cyberchondria berasal dari kata "hypochondria" atau hipokondria.

Mengutip Medical Daily pada Jumat (6/12/2019), hipokondria berarti keadaan cemas atau kekhawatiran berlebihan penyakit yang mungkin mereka alami, berdasarkan gejala yang sesungguhnya sangat kecil kemungkinannya.

Cyberchondria terjadi ketika seseorang memperoleh terlalu banyak informasi dari pencarian internet tentang suatu gejala yang malah menimbulkan rasa cemas.

 

 

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Belum Tentu Penyakit yang Tepat

Ilustrasi Internet (iStockphoto via Google Images)
Ilustrasi Internet (iStockphoto via Google Images)

Newby dan McElroy sendiri menulis bahwa algoritma pencarian internet merupakan sesuatu yang misterius. Sehingga, belum tentu hasil pencarian teratas merupakan kondisi dari gejala seseorang.

"Hasil pencarian teratas seringkali clickbait, kasus langka, tetapi menarik dan mengerikan mengenai sebuah penyakit di mana kita tidak bisa menahan untuk menekannya," tulis keduanya.

Meskipun belum ada penelitian soal ini, namun pakar menyebutkan bahwa mereka yang memiliki hipokondria bisa terdampak lebih parah karena fenomena mencari penyakit lewat internet.

"Bagi hipokondria, internet telah merubah berbagai hal menjadi lebih buruk," kata Biran Fallon, profesor psikiatri di Columbia University seperti dikutip dari Webmd.

Dalam studinya, Newby dan McElroy menemukan ada beberapa terapi yang mungkin bisa membantu mereka dengan kondisi ini. Misalnya lewat dukungan psikolog dari berbagai media seperti telepon atau secara daring.

"Anda dapat menggunakan strategi praktis untuk mengurangi pencarian daring yang berlebihan tentang kesehatan dan menimbulkan kecemasan serta kegelisahan."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya