Heboh Kemunculan Ular Kobra, RSCM Siap Sedia Serum Anti-Bisa

RSCM termasuk salah satu rumah sakit di Jakarta yang selalu siap menyediakan serum anti-bisa

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 19 Des 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 19 Des 2019, 19:00 WIB
Ular Kobra
Serum anti-bisa ular yang tersedia di RSCM bisa diminta bila ada faskes lain yang membutuhkan. (Liputan6/BBC)

Liputan6.com, Jakarta Heboh soal fenomena kemunculan ular kobra, RS Cipto Mangkunkusumo Jakarta termasuk salah satu rumah sakit yang mempunyai serum anti-bisa. Serum anti-bisa ular selalu siap sedia di RSCM, begitu kata Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti. 

"Untuk serum anti-bisa ular, RSCM memang sudah siap sedia. Dari dulu itu ada (serum anti-bisa ular). Tapi sampai saat ini belum ada korban gigitan ular kobra yang berobat ke RSCM," ujar Lies kepada Health Liputan6.com saat ditemui di Bunga Rampai Restaurant, Cikini, Jakarta, Kamis (19/12/2019). 

Menyoal gigitan ular kobra, RSCM baru dimintai serum anti-bisa ular dari rumah sakit lain. Artinya, ada rumah sakit lain yang meminta serum anti-bisa ular.

"Ada rumah sakit lain yang minta serum anti-bisa ular, lalu ya kami kasih. Namun, pasien korban gigitan ular kobra yang bersangkutan masih ditangani di rumah sakit di lokasi tempat tinggal masing-masing," lanjut Lies.

"Kebetulan waktu itu, serum anti-bisa ularnya untuk pasien di daerah Depok, Jawa Barat, yang kena gigitan ular. Tempat tinggalnya dekat rawa-rawa."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Alur Gawat Darurat

[Fimela] Ilustrasi Serum Wajah
Serum anti-bisa ular yang tersedia di RSCM bisa diminta bila ada faskes lain yang membutuhkan. | unsplash.com/@amplitudemagazin dan unsplash.com/@kellysikkema

Lantas bagaimana alur bila rumah sakit lain ingin meminta serum anti-bisa ular kepada rumah sakit yang punya serum tersebut? Lies menjawab, ada alur rumah sakit yang dikenal Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). 

SPGDT gua mengurangi tingkat kematian dan kecacatan yang tinggi di Indonesia, akibat kasus darurat. Misal, korban gigitan ular. 

Melalui sistem ini, antar rumah sakit bisa berkoordinasi. Intinya, bukan orang awam yang minta serum anti-bisa ular, melainkan pihak rumah sakit yang tidak memiliki serum anti-bisa ular.

"Dideskripsikan kebutuhan pasien, bagaimana kondisinya. Gejala apa yang terjadi, apakah dia juga membutuhkan penanganan lanjutan atau tidak," Lies menambahkan.

Kalau kita punya data kondisi pasien, seperti pasien mual, muntah, dan sesak. Berarti pasiennya memang butuh ruang ICU. Pun begitu bila rumah sakit lain mau mengirimkan atau memindahkan pasien. Biasanya menggunakan jalur SPGDT. 

"Semua nama rumah sakit, khususnya di Jakarta ya sudah terdaftar di SPGDT. Jadi, enggak bisa keluarga pasien langsung datang, 'Saya mau memindahkan ayah saya.'  Itu tidak bisa," tambah Lies.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya