Ini Alasan Kopi Tak Baik untuk Anak

Kopi tidak membahayakan anak tapi bisa mengganggu pola tidur anak bila dikonsumsi sore atau malam hari.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 09 Jan 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2020, 10:00 WIB
es kopi susu
Ilustrasi es kopi susu./Copyright unsplash.com/Thomas Vimare

Liputan6.com, Jakarta - Semakin berjamurnya kedai kopi susu di penjuru kota atau daerah, tentu membuat beberapa orang tua khawatir akan dampaknya bagi anak. Lalu, akan muncul pertanyaan, bolehkah anak-anak minum kopi? Mulai usia berapa mereka boleh minum kopi? Apakah kopi memiliki dampak buruk bagi anak-anak? dan sebagainya.

Dari sudut tertentu, kopi memang dinilai memiliki banyak manfaat kesehatan seperti mencegah penyakit jantung dan kematian dini. Ditambah beberapa penelitian yang mengungkapkan kandungan antioksidan dalam kopi, termasuk polifenol, yang memiliki efek baik anti-inflamasi bagi tubuh. Masalahnya, apakah kopi bisa mengganggu pola tidur anak?

Dilansir dari Time, profesor nutrisi di University Bufalo, Jennifer Temple, mengungkapkan, kopi tidak membahayakan anak. Namun bisa mengganggu pola tidur anak bila dikonsumsi sore atau malam hari.

"Padahal, anak-anak membutuhkan waktu tidur yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan akademiknya. Jadi mereka tidak membutuhkan kafein," katanya.

Di sisi lain, Profesor fisiologi dan ilmu saraf di University Colorado, Ryan Bachtell mengungkapkan, kafein bisa menganggu sistem saraf dan otak.

 

Gangguan Kecemasan

Dalam percobaannya terhadap tikus, Bachtell dan kawan-kawannya menyimpulkan bahwa anak yang mengonsumsi kafein--baik dari kopi atau minuman berenergi dalam dosis orang dewasa, akan berisiko tinggi mengalami gangguan kecemasan saat mereka dewasa nanti.

Jadi, apakah anak-anak boleh minum kopi? The American Academy of Pediatric (AAP) mengungkapkan, anak usia 12-18 tahun tidak boleh mengonsumsi kafein lebih dari 100 mg atau setara dengan satu sachet kopi instan sehari. Sekali pun jika anak ingin mencoba kopi, disarankan untuk tidak memberikan kopi dengan campuran gula, susu atau bahan lainnya yang dapat berdampak diabetes, obesitas atau bahkan gangguan tumbuh kembang anak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya