Liputan6.com, Jakarta Merebaknya virus corona (2019-nCoV) juga menimbulkan kecemasan pada masyarakat. Apalagi terhadap penggunaan produk impor Tiongkok, seperti barang elektronik dan pakaian.
Ada ketakutan terhadap penularan virus corona lewat produk impor Tiongkok. Tidak membeli produk impor Tiongkok dalam sementara waktu menjadi pilihan bagi beberapa orang.
Advertisement
"Saya paham, maksudnya barang-barang impor Tiongkok itu takutnya ada penularan virus corona gitu. Jadi, misalnya, droplet (percikan) dari orang yang membuat produk bisa saja menempel pada barangnya kan," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Wiendra Waworuntu saat konferensi pers di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, kemarin (5/2/2020).
"Ya, enggak begitu. Virus corona akan mati kalau kena panas di luar. Dan penularan virus corona lewat barang belum ada rilis resmi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)."
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Belum Ada Rilis WHO
Vivi Setiawaty Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbang Kementerian Kesehatan juga menegaskan, penularan virus corona lewat impor belum dapat diketahui kebenarannya.
"Kalau lewat barang, penularan virus corona tidak sesuai apa yang dikeluarkan dari WHO. Penularannya dari droplet langsung kemudian terpapar kepada orang lain," lanjut Vivi.
"Yang jelas kalau penularan lewat produk barang impor. Menempel begitu virus coronanya, ya belum ada rilis."
Penularan virus corona human to human (antar manusia) juga dengan kontak langsung. Kontak langsung yang berdekatan dengan sesama.
"Virus corona mati pada suhu antara 50-70 derajat Celsius. Apalagi kalau dimasak dengan suhu panas dan mendidih, ya mati," lanjut Wiendra.
Advertisement