Awas, 15 Benda di Dapur Ini Bisa Membahayakan Kesehatan

Dapur merupakan salah satu ruangan yang paling sering didatangi, entah untuk memasak ataupun sekedar makan. Namun, rupanya dapur juga merupakan sumber bahan kimia beracun.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 08 Feb 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2020, 20:00 WIB
perempuan memasak di dapur
Photo by Jason Briscoe on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Dapur merupakan salah satu ruangan yang paling sering didatangi, entah untuk memasak ataupun sekedar makan. Namun, rupanya dapur juga merupakan sumber bahan kimia beracun.

Banyak produk yang digunakan di dapur, mulai dari alat memasak hingga sabun cuci piring, dapat membahayakan kesehatan keluarga jika tidak menggunakannya dengan benar. Berikut ini merupakan 15 barang dapur yang dapat membahayakan kesehatan, dilansir dari ReadersDigest.

1. Sabun Cuci

Phthalates, atau disebut juga plasticizers, (biasanya merupakan bahan lantai vinyl, bahan perekat, jas hujan, dan produk perawatan) juga ditemukan di dapur, yaitu sabun cuci.Menurut CDC, dampak kesehatan dari paparan rendah phthalates masih belum diketahui, namun dalam beberapa studi, jenis phthalates tertentu memberi dampak pada sistem reproduktif hewan percobaan.

Rick Sachleben, PhD, pakar American Chemical Society, mengkhawatirkan paparan phthalates jangka panjang. Walaupun risikonya (mungkin) rendah (terutama jika dibandingkan dengan produk lain), tetap saja jika ada risiko sebaiknya kita harus lebih berhati-hati, ujarnya.

Masih ada pembersih lain yang (mungkin) bahan kimianya lebih efektif dengan risiko lebih kecil, dan masih dalam penelitian juga.

2. Oven dan cairan pembersih

Kebanyakan oven dan mesin pengering mengandung natrium hidroksida (jug adikenal sebagai alkali), merupakan zat korosif yang dapat menyebabkan luka bakar parah jika bersentuhan dengan kulit atau mata. Pembersih yang disemprotkan dapat terhirup oleh Anda dan masuk ke paru-paru, ujar Sachleben.

Jika menghirup natrium hidroksida, akan mengakibatkan sakit tenggorokan selama beberapa hari. Pembersih saluran air juga mengandung natrium hidroksida, itulah mengapa selalu ada aturan pakai yang tercantum di bungkusnya.

Salah satunya yaitu dianjurkan menggunakan sarung tangan yang tidak kedap udara setiap kali Anda ingin menggunakan cairan pembersih. Nyalakan kipas, buka jendela,d an gunakan masker yang menutupi hidung dan mulut Anda, saran Becky Turpin, direktur Home and Community Safety di National Safety Council.

3. Pembersih serbaguna

Agar lebih irit dan praktis, kebanyakan orang memilih menggunakan pembersih serbaguna. Menurut Environmental Working Group, pembersih serbaguna mengandung 2-Butoxyethanol (sebuah glikol eter) yang dapat menyebabkan berbagai penyakit iritasi kulit dan sakit tenggorokan (jika terhirup) hingga kondisi yang serius seperti kerusakan hati dan ginjal.

"Tergantung jenis pembersihnya, produk tersebut mungkin mengdung amonia, perchloroethylene (PERC), 2-butoxyethanol, atau sodium hidroksida," ujar Turpin. Bahan-bahan kimia tersebut memiliki efek samping jika tertelan atau terhirup, dan berisiko komplikasi dair iritasi kulit hingga kerusakan organ, tambahnya.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

4. Pemutih

20170818-kegunaan lain alumunium foil
Alumunium foil adalah sebuah bahan berupa lembaran logam aluminium yang padat dan juga tipis. (Image: Pixabay)

Cairan pemutih pakaian juga dibutuhkan dalam rumah tangga, tetapi bahayanya adalah dapat mengiritasi kulit, gangguan pernapasana dan bahkan kematian. Terlbih jika pemutih dicampur dengan amonia, akan bereaksi membentuk kloramin yang mudah menguap dan Anda dapat terbunuh jika menghirupnya, jelas Sachleben.

Bleach untuk keran air dan permukaan juga berbahaya. Ketika pemutih mengandung klorin dan bereaksi terhadap desinfektan maka akan menjadi korosif (berkarat).

5. Talenan plastik

Talenan plastik tentu sangat dibutuhkan untuk keperluan memotong bahan masakan, namun ketika talenan memiliki goresan, sela-sela goresan tersebt menjadi tempat bakteri berkumpul dan menyebabkan keracunan makanan. Maka dari itu, Anda harus membersihkannya dengan benar, atau jika terdapat celah-celah pada talenan, sebaiknya segera Anda buang.

6. Aluminum foil

Alumunium foil telah ada selama lebih dari 100 tahun dan menjadi produk ideal untuk membungkus dan menyimpan makanan. Tetapi, Sachleben memperingatkan risiko paparan alumunium meningkat ketika Anda memasak makanan asam, sepereti tomat, di dalam panci alumunium.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam International Journal of Electrochemical Science menunjukkan bahwa memasak pada suhu tinggi dan penggunaan makanan asam membuat makanan Anda tidak sehat.

7. Kompor Gas

Banyak yang menggunakan kompor gas karena cepat menyala, nyalanya lebih konstan, kematangan masakan lebih merata. Tetapi peralatan gas - terutama jika tidak dibuang dengan benar - dapat memancarkan senyawa berbahaya (nitrogen dioksida, karbon monoksida, dan formaldehida) yang dapat memperburuk berbagai penyakit pernapasan dan penyakit kesehatan lainnya.

Menurut sebuah studi tahun 2014 dalam jurnal Environmental Health Perspectives mengungkapkan emisi dari kompor gas dapat sangat membahayakan terutama jika di dapur tidak ada ventilasi. Sachleben juga menyarankan membuat ventilasi dan tidak menggunakan kompor gas sebagai sumber pemanas.

 

8. Amonia

pisau dapur
ilustrasi pisau dan talenan/Photo by Lukas from Pexels

Sebelumnya telah dibahas betapa berbahayanya jika amonia digabungkan dengan bahan kimia lain. Amonia sendiri merupakan pembersih terbaik.

Namun menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA), amonia sangat beracun dan dapat merusak paru-paru, mata dan kulit, menyebabkan kebutaan, masalah paru-paru dan kematian. Bau menyengatnya juga dapat mengiritasi saluran napas.

9. Pembersih alami

Perusahaan pembersih mungkin dapat mengklaim bahannya dari bahan alami dan terbebas dari bahan kimia, padahal pasti masih ada terselip zat beracun.

"Pembersih alami mengandung ekstrak tumbuhan dan komponen minornya tidak teridentifikasi dengan baik, jadi Anda tidak tahu risikonya, jelas Sachleben. Contohnya pembersih dengan jeruk (yang memiliki sifat antibakteri)masih mengandung d-limonene, yang dapat mengiritasi kulit.

10. Pisau tumpul

Pisau tajam sangat membantu memotong bahan masakan. Namun pisau tumpul bertanggung jawab atas sejumlah kecelakaan di dapur. Pisau tumpulmemeerlukan tekanan yang lebih besar untuk memotong bahan masakan yang cukup keras, dan sangat mudah tergelincir.

11. Panci anti lengket

Permukaan panci anti lengket dilapisi dengan polytetrafluoroethylene (PTFE), bahan kimia yang memiliki sifat tidak lengket, yang ketika dipanaskan pada suhu tinggi, senyawa tersebut mengeluarkan gas beracun, menurut studi tahun 2017 dalam jurnal Environmental Science and Pollution Research.

12. Wadah plastik

wadah plastik dan bungkus plastik adalah barang umum untuk menyimpan makanan. Tetapi jika dimasukka ke dalam microwave akan berpotensi membocorkan bisphenol-A (BPA) dan phthalate ke dalam makanan, terutama jika makanan mengandung lemak, menurut studi tahun 2018 dalam Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety.

Kedua bahan tersebut dikenal mengganggu endokrin, yang artinya mengganggu kadar estrogen dan testosteron pada manusia, bahkan berdampak pada perkembangan otak dan organ reproduksi janin.

“Makanan panas yang disimpan dalam wadah untuk jangka waktu yang lebih lama, akan lebih banyak larut,” kata Gary Ginsberg, PhD, penulis What's Toxic, What’s Not. "Secara umum, disarankan untuk memanaskan makanan Anda di keramik atau Pyrex untuk menghindari masalah pencucian yang Anda dapatkan dari tempat plastik," sarannya.

 

13. Pembersih antibakteri

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

U.S. Food and Drug Administration mengatakan sabun antibakteri tidak lebih efisien dalammencegah penyakit daripada sabun dan air. Selain itu, penggunaan jangka panjang produk pembersih antibakteri, yang mengandung triclosan dan triclocarban, mungkin memiliki efek kesehatan yang negatif dan dapat membuat beberapa bakteri kebal terhadap antibiotik, menurut sebuah studi 2015 yang diterbitkan dalam jurnal Chemosphere.

Quarternary Ammonium Compounds, jenis antimikroba lain yang sering ditemukan dalam pembersih antibakteri, tidak hanya terbukti membiakkan bakteri yang resisten antibiotik tetapi mereka juga dapat menyebabkan dermatitis, sebuah studi terpisah 2014 yang diterbitkan dalam jurnal Polandia Medycyna Pracy.

14. Makanan kaleng

Makanan kaleng adalah makanan pokok yang nyaman di banyak dapur, tetapi lapisannya sering mengandung BPA. “Sulit menemukan makanan kaleng yang tidak memiliki BPA,” kata Ginsberg.

"Lebih baik pergi dengan makanan segar atau beku, tetapi jika makanan beku ada di dalam kantong plastik, jangan dipanaskan dalam microwave," kata Ginsberg.

15. Bensin

Bensin memang sangat ampuh membersihkan minyak, cat dan lain-lain. Namun bensin sangat mudah terbakar. Bensin juga mengandung benzena (dan hidrokarbon aromatik lainnya), yang dikenal sebagai karsinogen manusia, jelas Sachleben.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya