Liputan6.com, Jakarta Food and Drug Administration (FDA) baru-baru ini mengesahkan obat inhaler generik pertama untuk penderita asma.
Inhaler yang diberi nama Teva ProAir HFA Inhalation Aerosol (albuterol sulfate) ini diklaim akan dapat mengatasi atau mencegah bronkospasma, penyempitan otot saluran napas yang mengakibatkan sesak napas, sesak dada, batuk dan mengi, dilansir dari Today.
Baca Juga
Cara kerja obat yaitu dengan mengendurkan dan membuka saluran udara untuk mempermudah bernapas. Inhaler memungkinkan obat langsung ke paru-paru.
Advertisement
Inhaler ini disetujui untuk diresepkan kepada pasien berusia 4 tahun atau lebih yang memiliki penyakit saluran napas obstruktif reversibel atau mengalami bronkospasma yang dipicu dengan olahraga.
"Inhaler ini merupakan generik mandiri pertama yang disetujui FDA, artinya benar-benar terjangkau," ujar koresponden medis NBC News, Dr. John Torres.
Komisaris FDA Dr. Stephen M. Hahn dalam keterangan persnya mengatakan, inhaler generik ini lebih sulit dibuat formulasinya karena terlalu kompleks. "Karena kesulitan duplikasi ini, inhaler ini tidak memiliki persaingan generik."
"Saat ini prioritas (pengobatan) bisa menyeluruh," kata Hahn.
Harganya sekitar 1 jutaan
Jika biasanya inhaler bermerek bernilai hingga $500 (hampir Rp 7,2 juta). harga generiknya masih belum diketahui, tetapi bisa ditekan hingga di bawah $100 (hampir 1,5 juta), tambahnya.
Meski banyak pasien yang meragukan keefektifan obat generik ini tidak seefektif yang bermerek. Namun Hahn meyakinkan mereka bahwa obat generik itu setara dengan obat bermerek, karena mengandung bahan aktif yang sama.
Perrigo Pharmaceutical, perusahaan yang disetujui untuk membuat inhaler generik ini, segera meluncurkan sejumlah perangkat untuk meningkatkan produksi demi memenuhi permintaan pasar di masa depan, ujarnya dalam pers.
Perusahaan memperkirakan barang sudah tersedia di kuartal keempat tahun 2020.
Advertisement