Liputan6.com, Jakarta Konsumsi herbal belum tentu menjamin kita kebal dari berbagai penyakit, termasuk infeksi virus corona. Walaupun herbal kaya antioksidan, yang mampu melawan kuman dan virus yang masuk ke dalam tubuh.
Kalimat tersebut disampaikan praktisi kesehatan Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam.
Advertisement
"Memang kita tahu herbal-herbal itu bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Ya, kan itu sebagai antioksidan. Tapi bukan berarti setelah mengonsumsi itu, kita bebas dari berbagai penyakit," ungkap Ari ditemui di bilangan Salemba, Jakarta, ditulis Selasa (10/3/2020).
"Kenapa? Karena untuk terjadinya suatu infeksi, ada tiga hal yang diperhatikan. Pertama, daya tahan tubuh. Kedua, jumlah virus. Ketiga, faktor lingkungan (bersih atau kotor)."
Daya tahan tubuh yang terbentuk bukan semata-mata dari apa yang kita konsumsi atas herbal tersebut. Ini karena daya tahan tubuh baik berhubungan dengan istirahat, pola makan, dan aktivitas fisik.
"Cukup atau tidak, makan yang teratur atau tidak, olahraga atau tidak. Tetap ada kombinasi (makan) dengan sayur-sayuran dan buah-buahan. Karena kan kita butuh vitamin C dari buah-buahan," lanjut Ari.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Tidak Jamin Kebal
Ari menegaskan, konsumsi herbal tidak menjamin tubuh akan kebal dari penyakit. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh memang bisa.
"Sekali lagi saya istilahnya bahwa herbal bisa digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Tapi itu bukan satu-satunya untuk daya tahan tubuh. Dan juga bukan berarti setelah konsumsi herbal, kita semua jadi kebal. Tentu, tidak bisa," tegasnya.
Herbal bukan vaksin, lanjut Ari. Vaksin bersifat spesifik yang ditujukan untuk membentuk kekebalan terhadap bakteri dan virus.
"Kalau herbal tidak spesifik. Herbal untuk kesehatan secara umum aja," ujarnya berlatar belakang dokter spesialis penyakit dalam konsultan.
"Ini memang harus diedukasi ke masyarakat. Kesannya di masyarakat, setelah mengonsumsi herbal ya bisa kebal."
Advertisement