Punya Penciuman Tajam, Anjing di Inggris Dilatih untuk Deteksi COVID-19

Anjing di Inggris akan dilatih untuk mendeteksi adanya COVID-19 lewat indera penciumannya

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 18 Apr 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2020, 21:00 WIB
Pitbull Tewaskan Bocah, Ini Fakta Si Bodyguard Handal Sekaligus Pemburu Mematikan
Ilustrasi anjing (istockphoto.com)

Liputan6.com, Jakarta Para peneliti di Inggris bekerja sama dengan sebuah badan amal setempat tengah menguji apakah anjing bisa membantu mendeteksi COVID-19 lewat penciuman mereka.

Nantinya, organisasi Medical Detection Dogs akan bekerja bersama London School of Hygiene and Tropical Medicine (LSHTM) serta Durham University. Studi ini serupa dengan beberapa penelitian terkait kemampuan anjing untuk mendeteksi penyakit lewat penciumannya.

Badan amal ini sebelumnya juga telah melatih hewan-hewan tersebut untuk mendeteksi penyakit seperti kanker, Parkinson, dan infeksi bakteri dengan mengendus sampel yang diambil dari pasien.

Mereka telah memulai persiapan melatih anjing dalam enam minggu untuk membantu menyediakan diagnosis yang cepat dan non-invasif menjelang akhir epidemi.

"Pada prinsipnya, kami yakin anjing dapat mendeteksi COVID-19," kata Claire Guest, pendiri dan chief executive Medical Detection Dogs seperti dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (17/4/2020).

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

Deteksi Pembawa Virus Lebih Cepat

Jenis-Jenis Anjing Berbahaya
Ilustrasi anjing (Sumber: iStockphoto)

Guest mengatakan, anjing dapat mendeteksi perubahan halus pada suhu kulit sehingga memiliki potensi menentukan apakah seseorang mengalami demam atau tidak.

Saat ini, mereka sedang mencoba mencari cara mendapatkan bau virus dari pasien untuk nantinya diberikan pada anjing-anjing tersebut. "Tujuannya adalah agar anjing dapat menyaring siapa pun, termasuk mereka yang tidak bergejala dan memberi tahu kami apakah mereka perlu diuji."

Profesor James Logan, kepala pengendalian penyakit di LSHTM mengatakan bahwa anjing bisa mendeteksi malaria dengan akurasi yang sangat tinggi dan penyakit pernapasan lainnya karena perubahan bau badan. Sehingga, ada kemungkinan ini bisa digunakan untuk deteksi COVID-19.

"Jika penelitian ini berhasil, kita bisa menggunakan anjing pendeteksi COVID-19 di bandara saat akhir epidemi untuk mengidentifikasi orang yang membawa virus dengan cepat," kata Profesor Steve Lindsay dari Durham University seperti dikutip dari Business Insider Singapore.

"Ini akan membantu mencegah munculnya kembali penyakit setelah kita mengendalikan epidemi saat ini," Lindsay menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya