Liputan6.com, Jakarta Para peneliti di Inggris bekerja sama dengan sebuah badan amal setempat tengah menguji apakah anjing bisa membantu mendeteksi COVID-19 lewat penciuman mereka.
Nantinya, organisasi Medical Detection Dogs akan bekerja bersama London School of Hygiene and Tropical Medicine (LSHTM) serta Durham University. Studi ini serupa dengan beberapa penelitian terkait kemampuan anjing untuk mendeteksi penyakit lewat penciumannya.
Baca Juga
Badan amal ini sebelumnya juga telah melatih hewan-hewan tersebut untuk mendeteksi penyakit seperti kanker, Parkinson, dan infeksi bakteri dengan mengendus sampel yang diambil dari pasien.
Advertisement
Mereka telah memulai persiapan melatih anjing dalam enam minggu untuk membantu menyediakan diagnosis yang cepat dan non-invasif menjelang akhir epidemi.
"Pada prinsipnya, kami yakin anjing dapat mendeteksi COVID-19," kata Claire Guest, pendiri dan chief executive Medical Detection Dogs seperti dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (17/4/2020).
Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini
Deteksi Pembawa Virus Lebih Cepat
Guest mengatakan, anjing dapat mendeteksi perubahan halus pada suhu kulit sehingga memiliki potensi menentukan apakah seseorang mengalami demam atau tidak.
Saat ini, mereka sedang mencoba mencari cara mendapatkan bau virus dari pasien untuk nantinya diberikan pada anjing-anjing tersebut. "Tujuannya adalah agar anjing dapat menyaring siapa pun, termasuk mereka yang tidak bergejala dan memberi tahu kami apakah mereka perlu diuji."
Profesor James Logan, kepala pengendalian penyakit di LSHTM mengatakan bahwa anjing bisa mendeteksi malaria dengan akurasi yang sangat tinggi dan penyakit pernapasan lainnya karena perubahan bau badan. Sehingga, ada kemungkinan ini bisa digunakan untuk deteksi COVID-19.
"Jika penelitian ini berhasil, kita bisa menggunakan anjing pendeteksi COVID-19 di bandara saat akhir epidemi untuk mengidentifikasi orang yang membawa virus dengan cepat," kata Profesor Steve Lindsay dari Durham University seperti dikutip dari Business Insider Singapore.
"Ini akan membantu mencegah munculnya kembali penyakit setelah kita mengendalikan epidemi saat ini," Lindsay menambahkan.
Advertisement