322 Kematian Akibat Demam Berdarah Dengue, NTT Paling Tinggi

Sudah ada 322 kematian akibat demam berdarah dengue, NTT duduki kasus paling tinggi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 06 Mei 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2020, 21:00 WIB
Nyamuk
Sudah ada 322 kematian akibat demam berdarah dengue, NTT duduki kasus paling tinggi. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan mencatat sudah ada 322 kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD). Data tersebut hingga 5 Mei 2020.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi menyebut, Nusa Tenggara Timur (NTT) menduduki kasus kematian paling tinggi dengan jumlah 52 orang meninggal dunia.

"Jumlah kematian DBD saat ini ada 322 orang meninggal dunia. NTT masih yang paling banyak kasus meninggalnya," kata Nadia saat dihubungi Health Liputan6.com melalui pesan singkat, kemarin (5/5/2020).

Diikuti tiga provinsi lain dengan kasus kematian cukup banyak, yakni Jawa Tengah 39 kasus, Jawa Barat 33 kasus, dan Jawa Timur 32 kasus. Kasus kematian DBD lebih banyak antara rentang usia 5-14 tahun (35 persen) dan 1-4 tahun (27 persen).

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Peningkatan Kasus DBD

Nyamuk
Ada peningkatan kasus DBD awal Mei 2020. (iStockphoto)

Nadia menerangkan, jumlah kasus DBD dan kematian mengalami peningkatan. Pada 30 April 2020 ada 50.122 kasus, lalu awal Mei 2020 menjadi 52.302 kasus.

Untuk kasus kematian pada 30 April 2020, 315 meninggal, kemudian awal Mei 2020 menjadi 322 meninggal.

"Temuan kasus DBD terbanyak ada di Jawa Barat dengan 6.337 kasus. Diikuti kasus yang banyak juga dari Bali 6.050 kasus, dan NTT 5.010 kasus," lanjut Nadia.

Adapun kabupaten/kota dengan catatan kasus DBD terbanyak antara lain, Buleleng 2.057 kasus, Sikka 1.624 kasus, Badung, 1.355 kasus, Lombok Barat 978 kasus, dan Kota Denpasar 858 kasus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya