WHO Khawatirkan Peningkatan Kasus COVID-19 di Amerika Tengah dan Selatan

Tedros menyebutkan bahwa meskipun terjadi peningkatan kasus COVID-19 di Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan Afrika, jumlahnya tak sebanyak wilayah-wilayah Amerika

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 04 Jun 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2020, 19:00 WIB
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Liputan6/AFP)

Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) melaporkan adanya peningkatan kasus COVID-19 dengan cepat di wilayah Amerika Tengah dan Selatan.

Hal itu diungkap oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sambutan konferensi persnya terkait perkembangan kasus COVID-19 di dunia dan Ebola di Republik Demokratik Kongo pada Rabu kemarin.

"Amerika terus menjadi penyumbang sebagian besar kasus. Selama beberapa pekan, jumlah kasus yang dilaporkan setiap harinya di Amerika lebih dari jumlah sisanya di seluruh dunia," kata Tedros seperti dikutip dari laman resmi WHO pada Kamis (4/6/2020).

"Kami khususnya sangat khawatir dengan Amerika Tengah dan Selatan, di mana banyak negara memperlihatkan percepatan epidemi," tambah pria asal Ethiopia tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini


Kasus di Eropa Menurun

WHO Umumkan Virus Corona Pandemi Global
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah, belakang) berbicara dalam konferensi pers di Jenewa, 11 Maret 2020. WHO menyatakan wabah COVID-19 dapat dikategorikan sebagai "pandemi" karena telah menyebar semakin luas ke seluruh dunia. (Xinhua/Chen Junxia)

Dalam kesempatan tersebut, Tedros juga mengungkapkan perkembangan kasus di beberapa wilayah dunia lainnya.

Mantan menteri kesehatan dan menteri luar negeri Ethiopia tersebut menyebut ada peningkatan jumlah kasus di Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan Afrika. Namun jumlahnya jauh lebih kecil daripada di wilayah Amerika.

"Sementara itu, jumlah kasus di Eropa terus menurun. Kemarin terlihat kasus paling sedikit yang dilaporkan di Eropa sejak 22 Maret," kata Tedros.

Berdasarkan data dari Worldometer pada Kamis (4/6/2020) pukul 11.46, terdapat 6.573.568 kasus COVID-19 di seluruh dunia. Laman tersebut juga menunjukkan, terdapat 388.041 kematian dan 3.170.532 kesembuhan.

Worldometer menyebutkan, Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia. Angkanya hampir mencapai 2 juta kasus yaitu 1.901.783. Sebanyak 109.142 orang dinyatakan meninggal dunia dan 688.670 dilaporkan sembuh.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya