Liputan6.com, Jakarta - Juru bicara penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto, mengatakan bahwa banyak kasus baru Corona yang ditemukan disebabkan tracing yang semakin agresif yang dilaksanakan dinas kesehatan daerah. Disertai juga dengan testing yang masif dari tracing yang didapatkan.
Pada Jumat, 3 Juli 2020, dari 22.281 yang diperiksa selama 24 jam sejak Kamis, 2 Juli 2020 di pukul 12.00 siang, didapatkan 1.301 terkonfirmasi COVID-19. Sehingga, totalnya sampai hari ini sebanyak 60.695.
Baca Juga
Yuri lalu menambahkan bahwa kasus positif COVID-19 yang dilaporkan gugus tugas adalah kasus dari pemeriksaan antigen, baik menggunakan realtime PCR maupun menggunakan TCM.
Advertisement
"Karena kasus terkonfirmasi positif dengan pemeriksaan inilah yang masuk ke dalam registrasi untuk pengamatan epidemiologi dunia, bukan menggunakan hasil pemeriksaan rapid test," ujar Yuri.
Rapid test, lanjut Yuri, hanya akan digunakan sebagai tuntutan untuk gugus tugas melaksanakan tracing dan untuk melihat deteksi dini bagi pekerja migran yang kembali ke tanah air sebelum dilakukan pemeriksaan PCR realtime.
"Ini yang kita lakukan dalam kaitannya upaya untuk menegakkan diagnosa," Yuri menekankan.
Pemeriksaan PCR pada COVID-19 bertujuan untuk melakukan intervensi kesehatan masyarakat. "Pemeriksaan ini tidak ditentukan untuk protokol kesehatan klinis di rumah sakit," katanya.Â
Dari kasus yang didapatkan ini tidak seluruhnya memiliki indikasi untuk dirawat di rumah sakit, kata Yuri. Banyak hasil pemeriksaan terkonfirmasi positif Corona di Indonesia yang kemudian tidak disertai dengan gejala klinis yang diindikasikan untuk dirawat.
"Kita berikan saran untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing," katanya.