Liputan6.com, Jakarta Seorang lansia di Melbourne, Australia meninggal dunia akibat bakteri penyebab meningitis usai kucing peliharaannya menjilati luka di kulit wanita 80 tahun itu.
Lansia tersebut ditemukan tidak responsif di rumahnya. Di samping wanita itu meringkuk Minty, seekor kucing peliharaannya yang diperkirakan telah menjilati lukanya pada malam hari.
Baca Juga
"Ibu akan tidur dengan kucing dan sudah jelas sepanjang malam ia menjilati lukanya dan air liur yang masuk ke aliran darahnya telah menyebabkan kerusakan," kata putri dari wanita yang tidak diungkap identitasnya tersebut, dilansir dari The Sun, Minggu (26/7/2020).
Advertisement
Usai ditemukan, lansia tersebut sempat dilarikan ke rumah sakit Box Hill di Melbourne. Ia sempat terbangun sebentar sebelum akhirnya meninggal dunia satu hari setelah alat bantu hidupnya dicabut sehari.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Waspada dengan Bakteri dari Kucing
Para dokter di Melbourne melaporkan setidaknya dalam sepekan, ada seorang pasien yang datang dengan infeksi akibat bakteri dari air liur kucing.
Meski infeksi bakteri meningitis lebih jarang terjadi, namun kondisi itu lebih mematikan ketimbang meningitis yang disebabkan oleh virus karena korban dapat meninggal dunia dalam hitungan jam.
Salah satu bakteri yang normal ditemukan dalam sistem mulut dan pernapasan kucing adalah pasteurella yang diketahui juga bisa menyebabkan meningitis pada manusia.
Selain itu, bakteri lain yang kerap ditemukan adalah bartonella yang menyebabkan penyakit akibat cakaran kucing.
Kepada Herald Sun, Lindsay Grayson, Direktur Penyakit Menular di Melbourne's Austin Hospital mengatakan bahwa masyarakat harus tetap waspada dan bertindak serius terhadap risiko dari luka akibat cakar kucing.
"Sangat penting apabila kucing menggigit atau mencakar Anda, beritahukan kepada dokter," kata Grayson.
Advertisement