Relasi Baik dengan Orangtua Bentuk Ketangguhan Anak

Ketangguhan anak dibentuk dengan memperbaiki relasi antara orangtua, anak, dan keluarga

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 25 Jul 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2020, 10:00 WIB
20151116-Ilustrasi Kedekatan Orang Tua dan Anak
Ilustrasi Kedekatan Orang Tua dan Anak (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Pencegahan masalah kesehatan mental yang seringkali berujung pada kasus bunuh diri pada anak bisa dimulai dengan membentuk relasi antara dirinya, orangtua, dan keluarganya.

Psikolog anak Annelia Sari Sani dalam sebuah seminar daring Kamis kemarin, mengatakan bahwa orangtua atau orang dewasa punya peran dalam membentuk ketangguhan tersebut.

"Di Indonesia, sejumlah penelitian mengatakan bahwa ketangguhan seorang anak itu dibentuk dengan memperbaiki relasi antara orangtua, anak, dan keluarganya," kata Annelia, ditulis Sabtu (25/7/2020).

"Jadi yang bisa kita lakukan adalah sebagai orang yang lebih dewasa dari anak-anak, kita harus menjalin relasi yang bagus dengan anak-anak. Mendengarkan anak, melihat masalah dari sudut pandang dia," ujarnya.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Relasi Membentuk Ketangguhan

Hubungan Ibu dan Anak Perempuan
Ilustrasi Foto Ibu dan Anak Perempuan (iStockphoto)

Annelia mengatakan bahwa seringkali, menurut orang dewasa, apa yang dihadapi anak hanyalah masalah kecil saja. Namun bagi mereka, belum tentu masalah tersebut adalah sepele.

"Kalau kita memvalidasi perasaan bahwa masalah itu besar buat kamu, lalu kita berempati sama dia tentang apa yang dia rasakan, maka relasi kita akan menjadi lebih bagus," kata psikolog yang juga tergabung dalam Ikatan Psikolog Klinis Indonesia tersebut.

Annelia mengatakan dengan membangun relasi yang lebih baik dengan anak, maka ia akan memiliki ketangguhannya sendiri.

"Anak yang lebih tangguh maka dia akan melihat jalan keluar yang lain selain bunuh diri atau menyakiti dirinya sendiri," ujarnya.

Selain itu, relasi yang baik dengan anak akan membuatnya merasa bahwa ia tidak akan sendirian dalam menghadapi masalahnya. Dia akan merasa bahwa banyak orang yang siap untuk membantunya.

"Jadi kita langsung ke arah semua hal bisa kita carikan solusinya, tidak 'kenapa kamu begini?' tidak ribet di situ. Kalau di jalan ketemu akar masalahnya, alhamdulillah. Kalau tidak kita fokus sama solusi."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya