Tanggapan Kemenkes RI Soal Klaim Rusia Buat Vaksin COVID-19 Pertama di Dunia

Rusia mengklaim vaksin COVID-19 Sputnik V pertama di dunia, simak tanggapan Kemenkes.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 12 Agu 2020, 18:11 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2020, 18:11 WIB
Vaksin pencegah infeksi Virus Corona yang dikembangkan Pusat Penelitian Federal Gamaleya di Moskow, Rusia. (Xinhua/RDIF)
Vaksin pencegah infeksi Virus Corona yang dikembangkan Pusat Penelitian Federal Gamaleya di Moskow, Rusia. (Xinhua/RDIF)

Liputan6.com, Jakarta Rusia mengklaim vaksin Sputnik V sebagai vaksin COVID-19 pertama di dunia. Presiden Rusia Vladimir Putin pun mengumumkan Rusia menjadi negara pertama di dunia yang telah mendaftarkan vaksin COVID-19 buatannya. 

Dikabarkan vaksin Sputnik V yang dikembangkan secara lokal telah diberi persetujuan dan dapat tersedia untuk umum dalam beberapa bulan mendatang. Kabar ini pun memunculkan kritik dari berbagai negara yang mana banyak yang meragukan pengujian vaksin Sputnik V.

Kepala Pusat Litbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI Irmansyah memberikan tanggapan terkait kabar vaksin Sputnik V Rusia.

"Tentang klaim (vaksin Sputnik V Rusia) sulit dibuktikan. Hingga saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih belum memastikan ada vaksin yang efektif untuk COVID-19," kata Irmansyah melalui pesan singkat yang diterima Health Liputan6.com, Rabu (12/8/2020).

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Indonesia Butuh Akses Vaksin

FOTO: Rusia Daftarkan Vaksin COVID-19 Pertama di Dunia
Seorang peneliti bekerja di laboratorium Institut Penelitian Ilmiah Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya, Moskow, Rusia, 6 Agustus 2020. Menurut Presiden Rusia Vladimir Putin pada 11 Agustus 2020, negaranya telah mendaftarkan vaksin COVID-19 pertama di dunia. (Xinhua/RDIF)

Kebutuhan vaksin COVID-19 tengah dijajaki berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Saat ini, Indonesia sedang memasuki uji klinis fase tiga vaksin COVID-19.

Vaksin buatan Sinovac, Tiongkok tersebut diujikan dengan menyuntikkan vaksin kepada 1.620 sukarelawan. Pengujian vaksin dilakukan di Bandung, Jawa Barat.

Lantas andaikan vaksin Sputnik V terbukti efektif, apakah kemungkinan membuka peluang bagi Indonesia untuk bekerja sama dengan Rusia?

"Indonesia membutuhkan vaksin COVID-19 dalam jumlah besar, sehingga mendapat akses dari berbagai sumber sangat diperlukan," tambah Irmansyah.

"Yang pasti Indonesia sangat memerlukan kerja sama dengan banyak institusi dari berbagai negara dalam penelitian pengembangan vaksin COVID-19. Tentu, diharapkan Indonesia akan mendapat akses dalam penyediaan vaksin COVID-19."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya