WHO Sebut COVID-19 Bukanlah Pandemi yang Terakhir, Negara-Negara Harap Bersiap

WHO mengatakan bahwa pandemi COVID-19 bukanlah pandemi terakhir yang akan dihadapi oleh umat manusia

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 10 Sep 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2020, 11:00 WIB
Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, berbicara pada konferensi pers tentang pembaruan COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.
Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, berbicara pada konferensi pers tentang pembaruan COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.(Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP)

Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) meminta agar negara-negara di dunia bisa lebih siap dalam menghadapi pandemi yang mungkin agar terjadi di masa mendatang dengan lebih banyak investasi pada kesehatan masyarakat.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin awal pekan ini mengatakan bahwa pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini telah memberikan kita banyak pelajaran.

"Salah satunya adalah kesehatan bukanlah barang mewah bagi mereka yang mampu, itu adalah kebutuhan dan hak asasi manusia," kata Tedros seperti dikutip dari laman resmi WHO pada Rabu (9/9/2020).

Tedros menegaskan, kesehatan masyarakat adalah pondasi dari stabilitas sosial, ekonomi, dan politik. Sehingga investasi dalam layanan berbasis populasi dilakukan untuk mencegah, mendeteksi, dan merespon penyakit.

"Ini bukan pandemi terakhir. Sejarah mengajarkan kita bahwa wabah dan pandemi adalah fakta kehidupan. Namun ketika pandemi berikutnya datang, dunia harus siap, lebih siap daripada saat ini," ujarnya.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Investasi untuk Kesehatan Masyarakat

Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)
Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)

Tedros mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir banyak negara yang telah membuat kemajuan di bidang pengobatan.

Namun, terlalu banyak juga yang telah mengabaikan sistem kesehatan masyarakat dasar yang penting dalam merespons wabah penyakit menular.

"Bagian dari komitmen setiap negara untuk membangun kembali dengan lebih baik haruslah berinvestasi dalam kesehatan masyarakat, sebagai investasi untuk masa depan yang lebih sehat dan lebih aman."

Dikutip dari Worldometers pada Rabu, 9 September 2020, pukul 11.31 WIB, hingga saat ini terdapat 27.738.708 kasus COVID-19 di dunia.

Sebanyak 901.866 orang dinyatakan meninggal dunia karena penyakit tersebut. Sementara, 19.831.993 kasus COVID-19 telah dinyatakan sembuh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya