Produsen Masker Meningkat 700 Persen, Hand Sanitizer 955 Persen Selama Pandemi COVID-19

Kebutuhan dua produk ini meroket selama pandemi COVID-19.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 24 Sep 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2020, 17:00 WIB
Ilustrasi Gambar Antiseptik/Hand Sanitizer
Sumber: Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Ada beberapa barang yang kebutuhannya meningkat drastis saat pandemi COVID-19. Dua diantaranya adalah masker dan hand sanitizer. Tak heran, produsen dua produk ini meningkat hingga ratusan persen.

Menurut data Kementerian Kesehatan, terlihat peningkatan signifikan jumlah produsen alat kesehatan seperti masker, hand sanitizer, thermometer dari awal kasus COVID-19 sekitar Februari 2020 sampai dengan tanggal 21 September 2020.

Produsen masker meningkat 707,69 persen dari semula yang hanya ada 26 industri menjadi 210. Lalu, produsen hand sanitizer jumlahnya meroket dari 45 menjadii 475 industri atau terjadi peningkatan 955 persen.

Produsen alat pelindung diri (gown) yang tadinya hanya 7 menjadi 339 industri. Di bidang alat kesehatan, produsen ventilator juga meningkat dari 7 menjadi 23 industri. Tentu saja hal ini dipengaruhi oleh tingginya kebutuhan ventilator bagi pasien COVID-19 dengan kondisi berat.

Lalu, produsen thermometer IR dari yang dulunya tidak ada kini ada 6 industri. Kemudian, produsen rapid test COVID-19 meningkat 1.700 persen dari tidak ada industri menjadi 17 industri seperti dikutip dari laman Sehat Negeriku, Rabu (23/9/2020)

.“Kami mengharapkan dengan peningkatan jumlah produsen ini akan mampu mendukung ketersediaan masker, APD (gown), surgeon’s gloves, ventilator, thermometer IR, transport culture medium, dacron swab, rapid test COVID-19 dan hand sanitizer di dalam negeri,” ucap Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI Engko Sosialine Magdalene.

 

Ketersediaan Obat Bagi Pasien COVID-19

Ilustrasi obat
Ilustrasi obat (Foto: Unsplash.com/Freestocks)

Obat bagi pasien COVID-19 juga terus diusahakan terpenuhi di seluruh Indonesia. Koordinasi intensif antara Kementerian Kesehatan dan industri farmasi.

Sebagian besar obat untuk pasien COVID-19 telah diproduksi oleh industri farmasi nasional. Soal bahan baku, telah masuk ke Indonesia sejak awal April 2020.

“Sampai dengan 21 September 2020, obat untuk penanganan COVID-19 sudah didistribusikan ke 34 dinkes provinsi dan 746 RS,” kata Engko.

INFOGRAFIS: Deretan Kandidat Obat Covid-19

INFOGRAFIS: Deretan Kandidat Obat Covid-19
INFOGRAFIS: Deretan Kandidat Obat Covid-19
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya