Liputan6.com, Jakarta Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) kemarin menyebutkan sudah ada sekitar 800 apoteker di Indonesia yang terinfeksi COVID-19. Namun, layanan kefarmasian harus tetap berlangsung meski di masa pandemi.
Dalam presentasi di Graha BNPB, Jakarta pada Selasa kemarin, disebutkan per 21 September, 803 apoteker dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19.
Baca Juga
Saat dihubungi oleh Health Liputan6.com pada Rabu (23/9/2020) Wakil Ketua IAI Keri Lestari Dandan mengatakan, terpaparnya apoteker di Indonesia dikarenakan mereka yang secara langsung melayani pasien di apotek, puskesmas, dan rumah sakit.
Advertisement
"Sekarang ini, apoteker harus berhubungan dengan pasien, baik itu di apotek maupun di puskesmas. Kalau di puskesmas kita harus melayani masyarakat," ujarnya.
Keri mengatakan, di masa pandemi ini, IAI juga sudah mengeluarkan panduan bagi apoteker untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat. Ia mengatakan, Federasi Apoteker Internasional juga telah mengeluarkan pedoman praktik layanan kefarmasian di masa pandemi.
"Kami di IAI juga ada Satgas COVID-19, isinya memberikan berbagai edukasi untuk apoteker dan juga untuk masyarakat dalam penanganan atau pun juga bagaimana kita bersikap di masa pandemi."
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Apoteker Harus Jaga Keselamatan
Selain itu, IAI juga berupaya meningkatkan metode telefarmasi dan telemedicine untuk pelayanan kepada pasien. "Kami sekarang sedang mengembangkan juga pendampingan informasi mandiri apoteker menggunakan IT."
Untuk apoteker yang bertugas di layanan COVID-19, Keri mengatakan sudah ada standar operasional yang diberlakukan. Termasuk penggunaan APD, bagaimana pembukaan layanan, hingga pembatasan jarak.
"Jadi standar itu bukan hanya apoteker Indonesia yang buat tetapi juga dibuat merujuk pada standar pelayanan apoteker di masa pandemi oleh FIP (International Pharmaceutical Federation)."
"Intinya di masa pandemi ini, apoteker harus berhubungan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat, tetapi tentu dengan menjaga keselamatannya masing-masing," tambahnya.
Keri pun berpesan pada para apoteker agar tetap menjaga keselamatan dirinya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang umum serta menaati aturan untuk layanan kefarmasian di masa pandemi yang telah dikeluarkan oleh IAI dan FIP.
"Tetap menjaga jarak, tetap menjaga juga kondisi masing-masing teman-teman sejawat apoteker dengan selalu menjaga nutrisi, kemudian menggunakan suplemen, dan disiplin 3M."
Advertisement
Apoteker Positif COVID-19
Sebelumnya, pada Senin kemarin, Keri yang juga Ketua Bidang Apoteker Advance dan Spesialis Pengurus Pusat IAI mengumumkan bahwa hingga Senin, 21 September 2020, terdapat 803 apoteker yang dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19.
"Kami saat ini memang sedang melakukan update data, namun saat ini ada kurang lebih sekitar 800-an yang memang terpapar. Ada beberapa di antaranya memang sudah sembuh dan mengikuti isolasi mandiri," kata Keri di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa, 22 September 2020.
Dalam pemaparannya, 640 apoteker telah dinyatakan sembuh sementara 6 orang dinyatakan meninggal dunia. Hingga Senin pekan ini, sebanyak 723 orang masih menjalani isolasi mandiri dan 283 merupakan kontak erat dengan pasien COVID-19.
"Tentu saja ini semua merupakan suatu pengabdian profesi yang harus kami lakukan. Apapun yang terjadi apoteker harus tetap bersama dengan masyarakat, terutama mengawal penggunaan obat yang memang rasional dan mempunyai kemanfaatan dan aman untuk masyarakat."