Uji Klinis Vaksin COVID-19 Buatan India Diprediksi Selesai 2 Bulan ke Depan

Perusahaan pengembang Covaxin mengklaim bahwa sejauh ini, vaksin COVID-19 yang a kembangkan memiliki efikasi hingga 60 persen

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 24 Nov 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2020, 13:00 WIB
Ilustrasi penyuntikan vaksin Covid-19 (Liputan6.com / Abdillah)
Ilustrasi penyuntikan vaksin Covid-19 (Liputan6.com / Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan India mengatakan bahwa kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan di negara tersebut dapat menyelesaikan uji klinis tahap akhirnya dalam satu atau dua bulan ke depan.

"Kami sedang dalam proses pengembangan vaksin asli buatan kami, dalam proses menyelesaikan uji coba fase ketiga dalam satu atau bulan ke depan," kata Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India Harsh Vardhan seperti dikutip dari Channel News Asia pada Senin (23/11/2020).

Uji klinis ketiga dari vaksin yang disebut Covaxin itu sendiri dimulai pada bulan ini, oleh Indian Council of Medical Research (ICMR) dan Bharat Biotech. Sebanyak 26 ribu sukarelawan berpartisipasi dalam penelitian ini.

Vardhan juga menegaskan bahwa pemerintah India berencana untuk melakukan imunisasi COVID-19 pada 200 hingga 250 juta orang di bulan Juli tahun depan.

Belum diketahui pasti kapan Covaxin akan diluncurkan. Seorang ilmuwan ICMR menyebutkan bahwa pada Februari atau Maret, vaksin COVID-19 itu bisa diluncurkan. Namun secara terpisah, Biotech mengatakan bahwa hasil uji klinis tahap akhir diperkirakan keluar antara Maret dan April.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Klaim Efikasi hingga 60 Persen

Penampakan Grafiti Virus Corona untuk Tingkatkan Kesadaran Masyarakat India
Petugas kepolisian India berdiri disamping grafiti yang mengilustrasikan virus corona di Bangalore (3/4/2020). Grafiti tersebut dibuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mematuhi lockdown yang diberlakukan pemerintah India sebagai langkah pencegahan COVID-19. (Xinhua/Stringer)

Mengutip India.com, Sai D Prasad, Presiden, Quality Operations Bharat Biotech mengatakan pada India Today TV bahwa vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan telah memiliki efikasi lebih tinggi dari standar WHO, FDA, dan Central Drugs Standard Control Organization (CDSCO).

"WHO, FDA, dan Central Drugs Standard Control Organization India menyetujui vaksin jika mencapai efikasi 50 persen. Bagi Covaxin, kami sudah berhasil mencapai setidaknya 60 persen, tetapi bisa saja lebih," kata Sai D Prasad.

Pada September lalu, Vardhan mengatakan bahwa pemerintah bisa mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin COVID-19, terutama untuk lansia dan orang-orang di tempat kerja dengan risiko tinggi.

Selain Covaxin, India juga terlibat kerja sama dengan beberapa pengembang lain terkait vaksin COVID-19.

Beberapa vaksin lain yang juga diuji coba di India adalah buatan AstraZeneca dan Oxford yang diproduksi oleh Serum Institute of India, Sputnik V dari Rusia, dan ZyCoV-D dari Zydus Cadila, dan satu vaksin lain yang dikembangkan Biological E. Ltd bersama Baylor College of Medicine dan Dynavax Technologies Corp.

Mengutip data Worldometer pada Senin (23/11/2020) pukul 11.34 WIB, sebanyak lebih dari 9 juta kasus COVID-19 telah dilaporkan di Indonesia dengan kasus aktif sebanyak 443.898. Sebanyak 133.773 dinyatakan meninggal dunia dan 8.562.641 dinyatakan sembuh.

Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah Covid-19

Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya