Sepanjang Pandemi Covid-19, PMI Bandung Tak Bisa Stok Darah

Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung menyatakan tidak bisa menyimpan persediaan labu darah sepanjang pandemi Covid-19 berlangsung.

oleh Arie Nugraha diperbarui 22 Des 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 22 Des 2020, 21:00 WIB
Ilustrasi Donor Darah
Ilustrasi Donor Darah (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Bandung - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung Jawa Barat mengatakan tidak bisa menyimpan persediaan labu darah sepanjang pandemi COVID-19 berlangsung. Berkurangnya pendonor dan terbatasnya kegiatan serta operasional unit mobil transfusi darah, khususnya saat diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi penyebab.

Menurut Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Bandung Uke Muktimanah, biasanya yang dapat disimpan untuk persediaan sekitar 400 - 500 labu darah per hari. Namun, saat pandemi COVID-19 hanya memperoleh di angka 300 labu darah setiap harinya.

“Inginnya sih bisa menyimpan stok, tapi enggak mudah ya zaman sekarang ini. Karena kebutuhan kebutuhan juga meningkat, kita belum punya stok cadangan jadi habis - habis saja,” ujar Uke melalui telepon, Bandung, Selasa, 22 Desember 2020.

Uke menjelaskan untuk menyiasati ketersediaan labu darah bagi masyarakat, maka operasional transfusi darah dilakukan di dua tempat di Markas PMI selama 24 jam. Selain itu dilakukan pula kerja sama pengambilan darah dengan tentara, polisi, pengurus masjid dan gereja.

Hal itu dirasakan oleh Uke masih kurang, karena banyaknya jadwal yang dibatalkan. Sehingga pada saat ini setiap permintaan labu darah khususnya untuk pasien rumah sakit, dihimbau membawa donor keluarga atau pengganti.

“Himbauan itu ditujukan kepada pengelola rumah sakit. Jadi kalau ada pasien yang membutuhkan darah, maka keluarga pasien disarankan membawa donor keluarga,” kata Uke.

Donor Darah Terapkan Protokol Kesehatan

Uke menuturkan bahwa seluruh proses transfusi darah dilakukan mengikuti protokol kesehatan yang telah berlaku. Uke berharap para pendonor tidak mengkhawatirkan bakal terpapar COVID-19.

Selain melaksanakan mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak mulai dari antrian sampai proses transfusi darah selesai, juga selalu dilakukan penyemprotan disinfektan di seluruh lokasi UTD.

“Menurut saya sih faktor penurunan raihan labu darah di UTD PMI, karena kekhawatiran pendonor tertular COVID-19. Serta adanya peraturan PSBB karena banyak juga pendonor yang berasal dari luar kota,” ucap Uke.

Uke mengaku raihan labu darah tertinggi diluar masa pandemi, terjadi pada tiga hari akhir pekan yaitu Jumat, Sabtu dan Minggu. Sebabnya, banyak warga luar semisal Jakarta yang datang ke Kota Bandung ikut mendonorkan darahnya.

PMI Kota Bandung menyatakan jika dirata-ratakan raihan labu darah per bulan pada masa pandemi hanya di angka 8.000 - 9.000 labu. Sementara sebelum masa pandemi mencapai 10 ribu - 12 ribu labu darah. 

Banner Infografis Patuh 3M Saat Donor Darah. (Liputan6.com/Abdillah)
Banner Infografis Patuh 3M Saat Donor Darah. (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Donor Darah saat Pandemi

Infografis Patuh 3M Saat Donor Darah. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Patuh 3M Saat Donor Darah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya