Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Pagi atau Malam Hari, Mana Waktu Terbaik Bercinta?

Benarkah tidak ada waktu terbaik untuk bercinta? Dokter ungkap beberapa alasannya.

oleh Melly Febrida diperbarui 04 Jan 2021, 22:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2021, 22:00 WIB
Ilustrasi tahun baru, cinta
Ilustrasi bercinta, mana waktu terbaik? (Photo by Michael Fenton on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Orang sering bilang waktu terbaik untuk bercinta itu pada pagi hari. Namun, banyak juga yang memilih melakukan hubungan seks di malam hari. Benarkah ada waktu terbaik untuk bercinta?

Seperti dilansir The Science of Living, seorang dokter yang juga penulis beberapa buku bestseller Stuart Farrimond, mengatakan hormon memang memegang kendali dorongan bercinta seseorang. Tapi nyatanya, pasangan itu berhubungan seks tidak tergantung waktu melainkan ketika bisa melakukannya.

Testosteron merupakan senyawa kimia untuk hasrat seksual yang ada manusia meskipun secara signifikan lebih rendah pada wanita. Bagi kaum hawa, estrogen yang berperan besar dalam hasrat seksual.

“Hormon testosteron yang sehat mencapai puncaknya pada pagi hari baik untuk pria maupun wanita; puncaknya jauh lebih tinggi untuk pria daripada wanita,” kata Farrimond.

Dengan melonjaknya testosteron semua orang di pagi hari, membuat tubuh siap untuk seks. Setelah orgasme, campuran hormon membuat orang dalam keadaan yang rileks dan dicintai.

“Sehingga seks di pagi hari bisa menjadi penghilang stres, penurunan tekanan darah memulai hari ini,” ujarnya.

Juga, kemungkinan pembuahan paling tinggi sebelum pukul 07.30 pagi, saat jumlah sperma dan kemampuan berenang berada di puncak hariannya.

Kalau Anda butuh tampil bugar, waspadalah jika bercinta di pagi hari. Lonjakan dahsyat dari prolaktin yang memicu tidur setelah bercinta, terutama pada pria, membuat Anda sangat sulit melawan kantuk.

 

Simak Juga Video Berikut

Jam Biologis

Jam biologis juga memiliki pengaruh dalam bercinta. Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang paling bahagia dengan hubungannya seringkali memiliki jam tubuh yang sinkron dengan dorongan seksual satu sama lain.

“Hormon, tentu saja, hanyalah salah satu aspek dari dorongan seks. Kehidupan nyata bertumpu pada dirinya sendiri terhadap dorongan kimiawi ini,” kata Farrimond.

Pasangan juga cenderung berhubungan seks saat ada kesempatan, hubungan paling tinggi terjadi pada malam hari, saat kedua belah pihak sedang berbaring nyaman di tempat tidur bersama-sama.

“Pada pukul 23.30 merupakan waktu pasangan paling mungkin melakukan hubungan intim,” katanya.

Bagi wanita, hasrat seksual naik turun seiring dengan kesuburan. Hasrat seksual meningkat pada paruh pertama siklus bulanan, yang merupakan waktu utama untuk menghasilkan bayi.

Setelah pelepasan telur, hormon progesteron pembunuh gairah sehingga meredam nafsu di paruh kedua siklus.

“Tidak ada "waktu terbaik" untuk berhubungan seks, tetapi untuk pasangan pria atu wanita berusia 20-30-an tahun, pada pagi di musim semi di paruh pertama siklusnya, seminggu setelah mereka terakhir berhubungan seks, kemungkinan besar berhubungan seks berada di urutan teratas daftar "pekerjaan" mereka,” jelas Farrimond.

Bagaimana dengan puncak libido?

“Rata-rata, usia puncak libido pria lebih awal dari libido wanita, dan itu capaian yang lebih tinggi tingkatnya. Hasrat pria dan wanita kira-kira sama di usia 30-an, dan sekali lagi di pertengahan hingga akhir 40-an,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya