Inggris Kecam Penyebar Hoaks tentang COVID-19

NHS Inggris menyebut penyebar hoaks tentang COVID-19 berperan dalam meningkatnya jumlah kasus COVID-19 serta orang yang meninggal karena penyakit ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jan 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2021, 07:00 WIB
FOTO: Suasana Pagi Pertama Lockdown Nasional Ketiga di Inggris
Orang-orang berjalan melintasi Jembatan London pada pagi pertama penerapan lockdown nasional ketiga di Kota London, Inggris, 5 Januari 2021. Inggris memasuki lockdown nasional ketiga sejak pandemi virus corona COVID-19 dimulai. (AP Photo/Matt Dunham)

Liputan6.com, Jakarta Layanan kesehatan masyarakat Inggris atau National Health Service (NHS) menyatakan para penyebar berita hoaks terkait COVID-19 bertanggung jawab atas tingginya angka penyebaran dan kasus kematian akibat infeksi virus SARS-CoV-2 di sana.

CEO NHS Simon Stevens mengatakan, berita hoaks tentang COVID-19 merupakan bentuk penghinaan terhadap staf medis NHS yang mencurahkan tenaga dan kemampuan hanya untuk bekerja menangani pasien Corona yang terus bertambah.

“Anda (penyebar hoaks) tidak hanya bertanggung jawab atas potensi perubahan perilaku yang akan membunuh orang, tetapi juga merupakan penghinaan bagi perawat yang bekerja dengan berani, lebih dari 12 jam dalam situasi kritis," ujar Simon seperti dikutip Yorkshirepost, Minggu (9/01/2021).

“Tidak ada yang lebih merusak moral daripada mengatakan omong kosong semacam itu, ketika itu jelas tidak benar," tambahnya.

Maka dari itu, Simon berharap para jurnalis untuk menjadi penangkal berita hoaks. Caranya dengan terus menyiarkan berita yang benar serta terjadi di lapangan.

Pernyataan itu ia keluarkan setelah NHS mencatat ada peningkatan kasus COVID-19 yang melebihi 10 ribu kasus baru sejak perayaan Natal.

"Jumlah itu mampu mengisi penuh 20 rumah sakit," ujar Simon.

 

Ledakan Kasus COVID-19 di Inggris Usai Natal

Menurut Simon, jumlah pasien COVID-19 yang saat ini dirawat rumah sakit di Inggris, 50 persen lebih tinggi dari puncak kasus sebelumnya pada April 2020 lalu.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada 9 Januari 2021 pukul 17.18 WIB, ada 2.889.423 kasus terkonfirmasi positif di Britania Raya. Lalu, kematian 78.508.

Layanan kesehatan di Inggris juga dilaporkan kewalahan menangani lonjakan kasus akibat varian baru virus COVID-19 dengan nama SARS-CoV-2 strain B117 yang disebut lebih menular itu.

Banyak rumah sakit melaporkan tempat tidur penuh, sementara ambulans juga disibukan dengan banyaknya panggilan. Sebagian ambulans juga disebut harus menunggu beberapa jam untuk menurunkan pasiennya ke dalam rumah sakit karena terbatasnya ruangan yang tersedia.

 

Infografis

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya