Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 di Indonesia masih menunjukkan penambahan pasien baru setiap harinya. Namun, aktivitas di dunia hiburan masih berjalan tanpa menerapkan protokol yang ketat.
Dalam beberapa tayangan televisi yang disiarkan secara langsung, banyak figur publik yang datang ke studio dan melangsungkan acara hanya dengan menggunakan face shield tanpa masker.
Baca Juga
Padahal, ahli menyebutkan bahwa penggunaan face shield saja tidak cukup untuk melindungi diri dari penularan COVID-19.
Advertisement
Maka dari itu, baru-baru ini Ketua Satuan Tugas COVID-19, Wiku Adisasmito mempertanyakan mengapa Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tidak menegur pelaku hiburan yang hanya menggunakan face shield saat siaran langsung. Padahal, Satgas dan KPI sudah melakukan kerja sama.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Prof. Zubairi Djoerban, mengemukakan pendapatnya di Twitter.
“Karena face shield saja tak ada gunanya. Sungguh, sama sekali tak berguna mau dimodifikasi seperti apapun jika tanpa masker,” tulis Zubairi dikutip dari twitter (@profesorzubairi), Senin (11/1/2021).
Ia juga mengimbau para pelaku hiburan untuk lebih menunjukkan kepedulian terhadap penanganan COVID-19 yang jumlah pasiennya terus meningkat.
“Tolong tunjukkan kepedulian. Angka kematian akibat COVID-19 itu sudah mencapai 24.129 orang. Mau makin tidak terkendali?”
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini:
Menjadi Contoh yang Baik
Sebelumnya, Wiku juga mengimbau figur publik untuk menyampaikan informasi yang benar dengan sumber yang terpercaya kepada masyarakat.
“Setiap tindakan dan ucapan yang dikeluarkan oleh figur publik terutama yang memiliki perhatian dari masyarakat (diharapkan) betul-betul bisa menjaga dan menyampaikan pesan berdasarkan data dan informasi yang benar dari sumber yang dapat dipercaya,” ujar Wiku dalam konferensi pers BNPB, Selasa (28/7/2020).
Ia juga menyarankan figur publik untuk bertanya kepada para pakar terkait COVID-19 sebelum menyampaikannya kepada masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat mengikutinya dengan baik, ucapnya.
“Karena pada prinsipnya apa yang kita sampaikan harapannya tidak menimbulkan bencana melainkan kebermanfaatan bagi masyarakat yang mendengarnya. Menjadi tugas kita bersama untuk bersatu melawan COVID-19 agar bangsa kita selamat.”
Advertisement
Menjadi Role Model dalam Program Vaksinasi
Dalam kesempatan lain, Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih meminta figur publik untuk memberi contoh atau menjadi role model dalam program vaksinasi COVID-19.
Hal ini dilakukan untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin COVID-19 itu aman dan benar-benar penting.
“Karena masyarakat kita itu semakin banyak tokoh, figur publik, dan pemimpin-pemimpin memberi contoh maka masyarakat kita akan mudah percaya,” kata Daeng dalam webinar pelantikan Kawan Vaksin, Sabtu (19/12/2020).
“Meyakinkan secara verbal mungkin masih kurang kuat, nah memberi role model itu dapat menjadi terapi yang baik kepada masyarakat bahwa vaksin ini dijamin aman.”
Sejauh ini, Presiden Joko Widodo sudah siap divaksinasi. Selain itu, IDI sebagai wakil dokter juga bersedia untuk menjadi penerima vaksin pertama.
“Kalau semakin banyak tokoh, figur publik, dan pemimpin-pemimpin memberi contoh, saya berkeyakinan masyarakat akan menerima vaksin ini,” tutup Daeng.
Infografis Vaksin COVID-19 dan Rencana Vaksinasi di Indonesia
Advertisement