Liputan6.com, Jakarta - Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3, dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sinta Saptarina mengatakan, terjadi peningkatkan jumlah sampah selama pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Apa penyebabnya?
Sinta menyebut, faktor masyarakat yang lebih sering menghabiskan waktu di rumah saat pandemi COVID-19 jadi penyebab meningkatnya jumlah sampah.
Baca Juga
"Peningkatan sampah rumah akibat dari kebijakan work from home dan sekolah jarak jauh," ujar Sinta dalam diskusi virtual bertajuk Peduli Limbah Medis yang digelar pada Senin (15/02/2021).
Advertisement
Selain itu, meningkatnya kebiasaan masyarakat yang gemar berbelanja secara online saat pandemi COVID-19 disebut Sinta juga turut berdampak pada peningkatan jumlah sampah.
Jenis sampah plastik, kardus, styrofoam, dan sampah dari bahan-bahan yang biasa digunakan untuk membungkus paket lainnya, meningkat hingga 27 sampai 36 persen.
Maka dari itu, Sinta meminta adanya peran aktif dari produsen dan pelaku usaha dalam upaya pengurangan sampah kemasan, bungkus, wadah, dan wrapping plastic dalam kegiatan penjualan online.
Selain sampah-sampah tersebut, Sinta juga menjelaskan limbah medis, terutama yang berkaitan dengan COVID-19 turut meningkat. Peningkatan mencapai kurang lebih 30 persen, dan angkanya masih terus meningkat
Â
Pengolahan Limbah Medis Harus Tepat
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin, Prof Dr Anwar Daud menjelaskan, pengolahan dan pemusnahan limbah medis, terutama yang berasal dari rumah tangga, harus dilakukan dengan tepat.
Jika tidak, Anwar mengatakan, bukan tidak mungkin virus pada limbah tersebut menginfeksi orang-orang yang menyentuhnya.
Langkah pertama, Anwar menyebut masyarakat harus melakukan pemilahan antara limbah domestik dengan limbah medis. "Limbah domestik yaitu sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga," jelasnya.
"Sedangkan limbah medis yaitu limbah dari orang yang diwajibkan melakukan karantina di rumah dapat berupa limbah tisue, masker, sapu tangan, kaos tangan, kain sekali pakai, dan APD lainnya," tambahnya.
Untuk limbah masker, Anwar menganjurkan dilakukan disinfeksi terlebih dahulu, dengan cara merendam masker tersebut ke dalam larutan disinfektan.
"Kemudian dilakukan perubahan bentuk seperti digunting kainnya atau talinya, atau dirobek. Hal ini dilakukan untuk mencegah digunakan ulang," jelasnya.
Â
(Penulis: Rizki Febianto)
Advertisement