Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia telah memberikan izin penggunaan darurat vaksin COVID-19 yang diproduksi Bio Farma.
Dalam konferensi pers virtual Selasa (16/2/2021), Penny K. Lukito, Kepala BPOM RI mengatakan bahwa meski bahan baku vaksin Corona tersebut berasal dari Sinovac, pemberian izin darurat tetap harus dilakukan secara terpisah.
Baca Juga
Sebelumnya, BPOM juga telah memberikan izin penggunaan darurat bagi vaksin COVID-19 Sinovac dalam bentuk jadi, dan telah digunakan dalam vaksinasi virus corona di Indonesia.
Advertisement
"Walaupun vaksin COVID-19 yang diproduksi PT Bio Farma sama kandungan, profil, mutu, dan khasiat keamanannya dengan CoronaVac yang diproduksi di Sinovac, Beijing, namun ini membutuhkan pengujian, evaluasi khusus, dan pemberian Emergency Use Authorization yang terpisah," kata Penny.
Penny mengatakan, hal ini karena adanya perbedaan tempat produksi, serta kemasan yang menjadi multiple dose, agar lebih efisien.
"Maka sesuai peraturan yang sudah diwajibkan secara internasional dan di Indonesia, terkait dengan Emergency Use Authorization ini, maka perlu diregistrasikan kembali sebelum mendapatkan persetujuan penggunaan," kata Penny.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Target Distribusi 7,5 Juta Dosis pada Februari
Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap data hasil uji stabilitas, dokumen validasi proses produksi dan validasi metode analisis, serta spesifikasi produk dan kemasan yang digunakan.
Direktur Bio Farma Honesti Basyir pada kesempatan tersebut mengatakan, sekitar 140 juta dosis bahan baku vaksin COVID-19 Sinovac akan digunakan di Indonesia.
"Kita sampai hari ini sudah melakukan produksi 15 bets, artinya 15 juta dosis sudah selesai diproduksi dan secara bertahap akan dilakukan lot release oleh Badan POM," kata Honesti.
"Target kita sesuai dengan timeline yang sudah disepakati dengan Kementerian Kesehatan, untuk bulan Februari akan ada sekitar 7,5 juta dosis vaksin yang akan segera didistribusikan untuk segera dilakukan program vaksinasinya kepada masyarakat sebagai bagian dari tahap kedua."
Advertisement