Ungkap Pembekuan Darah Bisa Jadi Efek Samping Langka, Regulator Eropa Masih Izinkan Vaksin AstraZeneca

EMA mengatakan bahwa manfaat vaksin COVID-19 AstraZeneca masih lebih besar dibanding risiko efek samping yang dapat terjadi

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Apr 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2021, 16:00 WIB
Banner Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)
Banner Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Regulator obat Eropa mengeluarkan kesimpulan bahwa pembekuan darah yang tidak biasa dengan trombosit darah yang rendah, harus dimasukkan ke dalam efek samping yang sangat langka dari vaksin COVID-19 AstraZeneca, yang saat ini bernama Vaxzevria.

Pernyataan ini dikeluarkan oleh Komite Keamanan European Medicines Agency (EMA), Pharmacovigilance Risk Assessment Committee (PRAC) hari Rabu waktu setempat, berdasarkan pertimbangan dari semua bukti yang ada, termasuk saran para ahli.

Namun, dalam laman resminya, dikutip Kamis (8/4/2021), EMA masih tetap memperbolehkan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca dalam program vaksinasi di Uni Eropa.

EMA mengingatkan tenaga kesehatan dan penerima vaksin untuk tetap waspada terhadap kemungkinan kasus penggumpalan darah yang sangat jarang, dikombinasikan dengan rendahnya tingkat trombosit darah yang terjadi dalam 2 minggu setelah vaksinasi

"Sejauh ini, sebagian besar kasus yang dilaporkan terjadi pada wanita di bawah usia 60 tahun dalam waktu 2 minggu setelah vaksinasi. Berdasarkan bukti yang tersedia saat ini, faktor risiko spesifik belum dikonfirmasi," tulis mereka.

EMA mengimbau penerima vaksin menghubungi fasilitas kesehatan apabila mengalami: sesak napas, nyeri dada, bengkak di kaki, nyeri perut persisten, sakit kepala parah terus menerus atau penglihatan kabur, serta bercak darah kecil di bawah kulit di luar tempat suntikan.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Masih Dukung Penggunaannya

PRAC juga mencatat bahwa penggumpalan darah terjadi di pembuluh darah di otak (cerebral venous sinus thrombosis/CVST) dan perut (splanchnic vein thrombosis), serta di arteri, bersama dengan tingkat trombosit darah yang rendah dan terkadang perdarahan.

Meski begitu, EMA mengingatkan bahwa kombinasi pembekuan darah dan trombosit darah rendah yang dilaporkan ini sangat jarang. Selain itu menurut mereka, manfaat keseluruhan vaksin untuk mencegah COVID-19 masih lebih besar ketimbang risiko efek sampingnya.

"Penilaian ilmiah EMA mendukung penggunaan vaksin COVID-19 yang aman dan efektif," kata mereka.

Mereka menduga penyebab hal ini kemungkinan adalah respon imun. "PRAC telah meminta studi baru dan amandemen terhadap studi yang sedang berlangsung untuk memberikan lebih banyak informasi dan akan mengambil tindakan lebih lanjut yang diperlukan."

EMA masih menilai bahwa Vaxzevria masih efektif untuk mencegah COVID-19, serta mengurangi risiko rawat inap dan kematian akibat virus corona.

Mereka mengatakan akan terus memantau keamanan dan efektivitas semua vaksin yang digunakan di Eropa, serta memberikan informasi terbaru kepada masyarakat.

Infografis Ramai-Ramai Tangguhkan Vaksin AstraZeneca, Ada Apa?

Infografis Ramai-Ramai Tangguhkan Vaksin AstraZeneca, Ada Apa? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ramai-Ramai Tangguhkan Vaksin AstraZeneca, Ada Apa? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya